NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Calon bupati Jember gus Fawait Djos kembali mendapat dukungan dari elemen masyarakat. Kali ini ratusan Alumni pondok pesantren (Ponpes) Bata-Bata Banyuanyar Jembet yang tergabung di dalam sahabat Mas Iben resmi mendukung calon bupati (Cabup ) Jember nomor urut 2 Muhammad Fawait atau yang akrab dipanggil Gus Fawait, Sabtu (19/10/2024).
Dukungan ini sangat istimewa karena bagi para ulama di Ponpes ini, baru kali ini ada calon bupati Jember yang berlatar belakang santri semenjak Indonesia merdeka.
“Alhamdulillah hari ini deklarasi dihadiri para alumni pondok pesantren dan juga dihadiri oleh pengasuh pondok pesantren Raden Kyai Haji Ahmad Faisol serya para kyai dan masyaik dari Kabupaten Jember yang merupakan alumni dari Pondok Pesantren Banyuanyar,” ujar Gus Fawait.
Menurut Gus Fawait, deklarasi ini tentu saja menjadikan suntikan yang luar biasa bagi pihaknya untuk semakin bersemangat menjalani proses untuk menang dalam pilbup Jember 2024 ini.
” Dukungan ini juga membuat harapan baru bagi kami sebagai calon bupati Jember untuk lebih memperhatikan pesantren di Jember agar lebih baik ke depannya,” tandas Gus Fawait.
Menurut politisi Partai Gerindra yang sekaligus presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini, para guru ngaji Madrasah Diniyah dan pondok pesantren punya hak yang sama untuk diperhatikan oleh Pemerintah. Kalau selama era zaman bupati Pak Jalal, untuk pesantren hanya diperhatikan. Dan untuk perhatian terhadap guru ngaji diberikan dalam bentuk tunjangan yang layak dan rutin, maka ke depan Kami akan pastikan bahwa pondok pesantren diperhatikan secara layak.
“Maka nanti jika amanah rakyat diberikan pada kami sebagai bupati, Madrasah Diniyah juga akan kita perhatikan sebagaimana mestinya dan guru ngaji akan kami naikkan tunjangannya dan diberikan secara rutin dan terhormat,” kata Gus Fawait.
Dalam acara tersebut, lanjut Gus Fawait dirinya banyak menerima keluhan para guru ngaji yang mengeluhkan bahwa selama 4 tahun belakangan ini, hanya menerima tunjangan sekali padahal harusnya empat kali atau bahkan lebih. Bahkan tahun ini mereka sudah dimintai berkasnya terkait administrasi untuk pengajuan tunjangan sejak dari awal puasa Ramadan, lalu. Namun sampai hari ini belum turun-turut.
“Tentu masalah seperti ini merupakan sesuatu yang tidak bisa kita ulangi lagi ke depannya. Karena guru ngaji adalah orang yang ada di garda terdepan untuk membangun jiwa dari warga Jember sesuai dengan lagu kebangsaan kita, yakni membangun jiwanya membangun badannya,” tuturnya.
” Yang membangun jiwa yang ada di garda terdepan adalah para guru maka dari itu guru madaratsah dan diniyah ( Madin) di pesantren dan guru ngaji lainyalah yang sebagai penopang membangun jiwa-jiwa anak Jember. Sehingga menurut dia membangun jiwa warga Jember harus memperhatikan selayak layaknya. (setya)