NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menegaskan bahwa partisipasi Pilkada Jakarta mencapai 78 persen, naik signifikan sebanyak 8 persen dibanding Pilkada sebelumnya. Angka Golput sebesar 23 persen, lebih tinggi dari perolehan suara pasangan calon nomor 1 yang memperoleh suara 17 persen.
“Kepastian adanya putaran kedua, menimbulkan pertanyaan kemana suara Agus Silvi berlabuh dan kemana partai politik pendukungnya mengalihkan dukungan. Hasil hitung cepat dan rekapitulasi C1 yang tidak jauh berbeda mempercepat perbincangan ditingkat elit perubahan peta koalisi dukungan selanjutnya,” kata Koordinator Nasional JPPR, Masykurudin Hafidz, lewat keterangan tertulis yang diterima nusantaranews, Jumat (17/5/2017).
Dalam menentukan pilihan, kata Masykur, masyarakat Jakarta tidak hanya mendasarkan satu pertimbangan. Koalisi partai politik pendukung hanya menjadi salah satu referensi dalam menentukan pilihan. Perolehan suara pasangan calon tidak selalu berbanding lurus dengan perolehan partai politik koalisi.
“Sebagai contoh, perolehan suara Agus Silvi dalam laman C1 KPU pada 17 Pebruari pukul 11.30 mendapatkan 895.113 suara (95 persen data masuk) sementara jika dibandingkan dengan gabungan antara Partai Demokrat, PKB, PPP dan PAN perolehan suara di DPRD mencapai 1.246.069. Hal ini menunjukkan, pertimbangan dalam memilih mendasarkan dari banyak faktor,” katanya.
Selain itu, tambah Masykur, ada sekitar 23 persen pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya. Terdapat 1,5 juta suara pemilih yang tidak hadir di TPS yang sangat potensial untuk menentukan pilihan di putaran 2 nanti. Mayoritas kelompok golongan putih belum cukup teryakinkan atas pilihannya untuk di suarakan di TPS.
“Meyakinkan kelompok golongan putih untuk datang ke TPS dan menentukan pilihannya adalah cara terbaik bagi pasangan calon untuk meraih kemenangan. Mendekati mereka agar menggunakan hak pilihnya dan membuktikan pilihannya dengan datang ke TPS dan menggunakan haknya,” ujar Masykur.
Oleh karena itu, lanjutnya, dalam masa kampanye putaran kedua berikutnya, pasangan calon perlu lebih kuat menajamkan visi, misi dan programnya untuk meyakinkan pemilih golongan putih. “Meyakinkan masyarakat agar datang ke TPS untuk membuktikan pilihannya jauh lebih mudah daripada berusaha mengubah pilihan sebelumnya,” kata Masykur.
Editor: Sulaiman