NUSANTARANEWS.CO, Pidie Jaya – PT. Pertamina Patra Niaga telah menaikkan harga LPG non-subsidi sebesar Rp 2,000/Kg karena terdampak imbas kenaikan harga gas dunia. Menurut Contract Price Aramco (CPA), seperti dilansir Tempo.co, saat ini harga gas dunia sudah menembus US$ 725 per metrik ton naik 13% dibandingkan dengan harga rata rata pada tahun 2021.
Kondisi jelas ini berdampak pula pada seluruh pengusaha LPG yang memasarkan produk gas non subsidi kepada masyarakat terutama kepada masyarakat mampu dan usaha mikro, karena mereka tentu akan lebih memilih menggunakan gas LPG Subsidi 3Kg karena harganya terpaut jauh dari harga gas LPG non subsidi (BG 5,5 Kg dan BG 12 Kg).
Terkait dengan dampak kenaikan Harga LPG non subsidi, awak media kemudian turun ke lapangan untuk mencari informasi kepada salah satu pemilik pangkalan yang berada di kabupaten Pidie Jaya, propinsi Aceh.
Dari hasil investigasi singkat, ada beberapa hal yang disampaikan. Pertama, pemerintah daerah perlu melakukan pendataan ulang di daerah masing masing serta menempelkan stiker dan melakukan kontrol di setiap rumah keluarga penerima subsidi dan keluarga non penerima subsidi. Jika pendataan ulang tidak di lakukan oleh Pemda di masing masing wilayahnya maka para pengusaha gas LPG akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produk gas LPG non subsidi karena masih ada alternatif gas LPG subsidi 3 Kg.
Kedua, PT Pertamina melakukan kerjasama untuk mensosialisasikan secara merata kepada pihak Muspika, Muspida dan Pemda seluruh propinsi di Indonesia agar pengguna gas LPG Non Subsidi tidak beralih menggunakan gas LPG Subsidi 3Kg sebagai dampak dari kenaikkan harga ini. (MG)
Pewarta/Kontributor: Gusrianda Nasution.
