Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Coba Simak Skema Bantuan Senjata Jerman untuk Ukraina

Coba simak skema bantuan senjata Jerman untuk Ukraina
Coba simak skema bantuan senjata Jerman untuk Ukraina/Foto Tnnk Leopard

NUSANTARANEWS.CO – Jerman dilaporkan akan memasok senjata besar-besaran ke Ukraina melalui sebuah skema yang disebut Ringtausch – yaitu meminta anggota NATO bekas Pakta Warsawa untuk memasok senjata era Soviet mereka kepada pasukan Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa Jerman akan menggantinya dengan dengan senjata modern pabrikannya. Seperti memasok tank modern Leopard sebagai ganti tank T-72 buatan Soviet.

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Demikian kira-kira menurut Scholz. Betapa tidak bila militer Jerman dapat menyingkirkan alutsistanya yang sudah usang dan menggantinya dengan yang baru. Di sisi lain, Berlin dapat menenangkan kritik karena dianggap tidak banyak membantu Ukraina.

Sekilas, skema pertukaran senjata ini terlihat menguntungkan pasukan Ukraina yang memang sudah familiar mengoperasikan senjata buatan Soviet. Tapi apakah pasukan Ukraina lalu mampu menghadapi tank-tank T-14 Armata generasi kelima Rusia dan memenangkan perang…?

Baca Juga:  Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi UMKM, Pemkab Sumenep Gelar Bazar Takjil Ramadan 2024

Sebaliknya skema ini sangat menguntungkan Jerman dan Barat karena produksi pertukaran senjata ini melibatkan seluruh industri pertahanan barat, termasuk Polandia, Ceko, Slovenia dan Yunani yang bergabung dengan inisiatif Jerman.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis telah menyetujui proyek pertukaran senjata tersebut pada pertemuan 31 Mei – dimana Jerman akan berinvestasi sebesar setengah miliar euro untuk membuka pabrik senjata di Yunani.

Jerman sendiri akan berinvestasi sebesar 100 miliar euro untuk menggantikan alutsistanya yang sudah ketinggalan zaman.

Sejauh ini, skema pertukaran senjata telah dimulai sejak operasi militer khusus Rusia tahap pertama digelar. Ya, sebuah kesempatan bagi negara-negara barat, anggota (timur) NATO, dan juga negara-negara Baltik yang ingin menyingkirkan senjata lama mereka.

Negara-negara Eropa tampaknya ingin melepaskan keterikatan dengan peralatan militer Rusia dan Soviet – serta meningkatkan daya saing dengan kompleks industri militer (MIC) AS.

Situasi ini menjadi paradox. Ya, paradox karena dengan mengirim senjata-senjata bekas ke Ukraina, hal ini menunjukkan bahwa memang tidak ada niat serius untuk membantu Ukraina. Dengan kata lain, tidak ada senjata modern Barat yang akan dikirim ke Ukraina. Ya, mengulang invasi ke Afghanistan ketika AS dan Barat membuang senjata-senjata usang mereka disana.

Baca Juga:  Anggaran Pembangunan Tugu Keris Capai 2,1 Miliar, Juhari Anggota DPRD Sumenep Minta Masyarakat Ikut Mengawasi

Jelas anggaran sebesar US$ 60 miliar yang dijanjikan AS dan Eropa bukan untuk Ukraina, tapi lebih kepada bisnis senjata sebagai langkah untuk memodernisasi peralatan militer Barat dan NATO. (Agus Setiawan)

Related Posts

No Content Available