Ciptakan Lapangan Kerja, Pemerintah Diminta Fokus 3 Industri Ini

Rieke Diah Pitaloka/Foto Hatim/Nusantaranews

Rieke Diah Pitaloka/Foto Hatim/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan bahwa Pemerintah harus fokus pada industri pangan, sandang dan farmasi. Pasalnya, Rieke mengatakan, jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada tahun 2016 mencapai 120.647.697 orang, di mana yang bekerja di sektor industri sebanyak 15.975.086 orang dengan kontribusi terbesar dari Provinsi Jawa Barat sekitar 3.892.044 orang (24,93%), Jawa Tengah 3.219.793 orang (20,16%), dan Jawa Timur 2.948.203 orang (18,46%).

“Jika dikomparasikan antara angkatan kerja dan pekerja yang terserap di sektor industri, kurang signifikan,” ungkapnya kepada wartawan, Jakarta, Senin (1/5/2017).

Untuk itu, Rieke pun mengusulkan kepada Pemerintah untuk menarik fokus industri, termasuk investasi modal, pada industri pangan, sandang dan farmasi. Hal itu dikarenakan, Pertama, mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Kedua, mampu melahirkan usaha baru dan lapangan kerja baru di sektor hulu tengah dan hilir pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, termasuk mendorong lahirnya UKM baru.

“Ketiga, mampu memberi nilai tambah bagi petani, peternak, dan nelayan karena ada kepastian terserap oleh industri,” ujarnya.

Keempat, lanjut Rieke, mampu terpenuhinya kebutuhan dalam negeri atas pangan, sandang dan obat-obatan, sehingga tidak tergantung pada impor dan harga lebih terjangkau masyarakat

“Dan kelima, mampu memberi penguatan ekonomi, terutama pada buruh, petani dan nelayan,” katanya.

Dengan demikian, Rieke mengatakan, perlu disusun rencana kerja, bukan hanya penyiapan industri saja, namun juga penyiapan ahli di sektor pangan, sandang dan farmasi melalui beasiswa-beasiswa negara, termasuk ke luar negeri.

“Penyiapan tenaga kerja terdidik dan terlatih dimulai dengan memperbanyak pendidikan vokasi di tingkat menengah atas dan politeknik di ketiga bidang tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Rieke menuturkan bahwa harus ada keberpihakan politik anggaran untuk memberikan pelatihan mekanisasi pertanian, termasuk perbaikan sistem alat tangkap bagi nelayan. Namun, selama transisi perlu ada pendampingan pemberdayaan ekonomi secara serius dengan melibatkan pemerintah daerah, agar petani dan nelayan tidak kehilangan mata pencaharian untuk bertahan hidup.

“Memperbanyak cold storage bagi nelayan, dan mesin-mesin pengawet hasil panen sehingga hasil panen tidak sekedar untuk konsumsi masyarakat, namun dapat dijaga kualitasnya untuk ekspor sekaligus pemenuhan industri pangan dalam negeri,” katanya.

Kemudian, Rieke mengatakan, Pemerintah juga harus menghidupkan kembali koperasi yang dikelola oleh buruh, petani dan nelayan untuk memperkuat ekonomi mereka.

Di dalam Pola Pembangunan Nasioanal Semesta Berencana yang disusun oleh Pemerintahan Soekarno, Rieke menambahkan, penguatan industri pangan, sandang dan farmasi merupakan salah satu hal prioritas bukan saja untuk menciptakan lapangan kerja, namun juga untuk terwujudnya kedaulatan pangan, sandang dan obat-obatan.

“Menurut saya gagasan tersebut masih relevan dengan situasi saat ini. Saya mendukung Pemerintah untuk fokus pada penguatan terhadap industri pangan, sandang dan farmasi,” ungkapnya.

Pewarta: DM/Rudi Niwarta
Editor: Romandhon

Exit mobile version