Terbaru

Cepat atau Lambat: Cara Makan Manakah yang Baik untuk Kesehatan?

NUSANTARANEWS.CO – Cara makan yang kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari mungkin selalu mengalami perbedaa tergantung dari kondisi tubuh. Ketika kita dalam kondisi yang sangat lapar, mungkin kita akan makan selahap dan secepat kilat. Berbeda ketika kita dalam kondisi lapar yang normal atau nafsu makan yang tengah menurun tentunya.

Terlepas dari kondisi tubuh terebut, sebuah penelitian menemukan bahwa makan terlalu cepat mungkin dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada sesi ilmiah Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association’s) di California memaparkan bahwa orang yang makan perlahan atau pelan, cenderung tidak menjadi gemuk dari pada mereka yang makan cepat. Ritme makan yang cenderung cepat juga berkaitan dengan berkembangnya sindrom metabolik, stroke, penyakit jantung dan diabetes.

Pada tahun 2008, periset dari Jepang yang dipimpin oleh ahli kardiologi Universitas Hiroshiman Dr. Takayuki Yamaji, telah melakukan penelitian dengan merekrut 1.000 orang dewasa di Jepang yang sehat. Mereka kemudian diminta untuk mengkarakterisasi kecepatan makan mereka, dari lambat, normah hingga cepat. Kemudian peneliti melacak kesehatan mereka selama lima tahun ke depan.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Hadiri Harlah Pakuwaja ke 30 Tahun

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat 84 orang yang kemudian didiagnosis menderita sindrom metabolik selama lima tahun tersebut. Hal ini juga diikuti dengan hubungan yang jelas antara kecepatan makan dan perkembangan penyakit tersebut. Dari jumlah tersebut terdapat 11,6% adalah orang yang tergolong dalam pemakan cepat, 6,5% dari golongan pemakan normal dan dari golongan pemakan lambat hanya terdapat 2,3%.

Gejala lain yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah bahwa pemakan cepat juga cenderung mengalami pertambahan berat badan yang lebih banyak, memiliki lingkat pinggang yang lebih besar dan memiliki masalah dengan gula darah yang tinggi.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa hasil tersebut tidaklah mengejutkan, hal ini disampaikan oleh juru bicara penelitian Dr. Nieca Goldberg dalam forum ilmiah tersebut. Menurutnya, telah banyak penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa makan cepat dikaitkan dengan penambahan berat badan dan masalah kesehatan lainnya.

“Anda mungkin makan lebih banyak karena anda makan dengan sangat cepat. Anda benar-benar tidak memperhatikan apa yang anda makan,” kata Goldberg. “Bila anda makan perlahan, anda akan lebih sadar akan makanan anda. Anda dapat mengunyah dengan benar dan memperlambat pencernaan. Melakukan hal itu juga membantu anda merasa kenyang.”

Baca Juga:  Ngaku Tak Punya Anggaran, Dinas Pendidikan Jatim Stop Tanggung Pembayaran BPJS Kesehatan GTT dan PNPNSD

Goldberg mengatakan bahwa sebaiknya makan setidaknya menghabiskan waktu 30 menit. Ia juga menambahkan bahwa sebaiknya tidak makan sembari bekerja, atau makan saat jam kerja sebagai hal terburuk. Ia menyarankan agar orang menyadari betul untuk makan dalam situasi yang kondusif seperti pada waktu istirahat, di restoran atau meja makan yang tidak membuat anda makan dengan tergesa-gesa.

Jika anda selama ini terbiasa dengan makan cepat lahap, mungkin mulai saat ini sebaiknya anda melatih diri anda untuk memperlambat cara makan anda. Mungkin anda bisa mempraktikannya dengan memotong-motong makanan menjadi lebih kecil, mengunyah makanan anda hingga halus, dan mengatur napas ketika makan.

Penulis: Riskiana
Editor: Eriec Dieda
Sumber: Time

Related Posts

1 of 10