NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Setelah 3 tahun berturut-turut hanya mampu menyabet sertifikat Adipura, tahun ini penantian panjang itu akhirnya berbuah manis, Piala Adipura bisa dibawa pulang ke Nunukan. Piala Adipura, yang menjadi lambang bagi kota-kota yang dianggap mampu menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungannya itu langsung diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar kepada Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid di Jakarta, Selasa (28/2).
Keberhasilan meraih Piala Adipura adalah buah dari kerja keras pemerintah dan seluruh masyarakat. Karena secara de facto, mewujudkan lingkungan yang bersih dan tertata apik jelas tidak mungkin jika hanya diserahkan kepada pemerintah semata. Sekeras apapun kerjanya para tukang sapu, tukang sampah, tukang merawat taman-taman, hampir dapat dipastikan tidak akan pernah cukup jika tidak didukung oleh kesadaran masyarakat sendiri dalam menjaga kebersihan lingkungannya.
Harus juga disadari, bahwa penilaian untuk meraih Piala Adipura juga tidak hanya dilihat dari jalan-jalan yang bersih, sampah yang tertangani dengan baik, pasar atau perkantoran yang rapi, atau pengolahan limbah berbahaya yang professional. Namun lebih dari itu, indikator untuk mendapatkan Piala Adipura juga dinilai dari apakah sudah tersedia regulasi, baik berupa Perda atau Pergub, yang secara jelas mengatur tata kelola lingkungan, dan itu artinya Lembaga DPRD juga memiliki peran yang sangat signifikan dalam keberhasilan itu, karena telah menyetujui perda kebersihan dan persampahan bersama-sama dengan pemerintah.
Kalimat bijak mengatakan, prestasi selalu memiliki dua sisi yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kerja keras dan tanggung jawab. Piala Adipura sudah ada di dalam genggaman, euphoria atau selebrasi untuk menyambut kedatangan piala itu juga sah – sah saja untuk dilakukan, karena itu adalah prestasi dari seluruh warga Kabupaten Nunukan yang wajib untuk disyukuri.
Tapi setelah itu, saatnya kita semua memikul tanggung jawab untuk menjaga dan mempertahankan piala itu. Prestasi dan piala adalah brand atau merk yang memiliki beragam konsekuensi. Ketika orang tahu bahwa Kabupaten Nunukan adalah kota peraih Piala Adipura, maka bayangan yang ada di kepalanya adalah sebuah kota yang bersih, sampahnya terkelola dengan baik, kantor, pasar, dan sarana publiknya bersih terawat, dan sebagainya, dan seterusnya.
Semua fantasi itu tentu menjadi tanggung jawab kita semua untuk mewujudkannya. Jangan buyarkan fantasi itu dengan sikap dan perilaku yang tidak berorientasi kepada kebersihan. Memang tidak mudah. Membuat masyarakat memikili kultur dan budaya hidup bersih dan sehat, butuh proses yang panjang dan istiqomah. Bersih dan indahnya Kota Balikpapan, atau Kota Solo, yang sama-sama pernah meraih Piala Adipura Kencana, adalah buah dari konsistensi dari seluruh masyarakat untuk selalu hidup bersih, bersih di rumah, bersih di kantor, bersih di pasar, dan seterusnya.
Gerakan kerja bhakti seminggu sekali pernah menjadi aktivitas rutin masyarakat selama bertahun – tahun di dua kota itu, sampai akhirnya kultur itu terbentuk di dalam benak masyarakat. Masyarakat akan merasa rishi dan tidak senang jika melihat lingkunganya tidak bersih dan tertata rapi.
Kini, Piala Adipura sudah diraih, maka saatnya kita pelototi lingkungan kita masing – masing, masih adakah yang kotor, masih adakah sampah yang berserakan, dan jika ternyata masih ada ayo bergerak bersama – sama membersihkanya. Jika kesadaran ini bisa tumbuh dari tingkat rumah tangga, tingkat RT/RW, kelurahan, komunitas, dan instansi, maka ayo sama-ama kita ucapkan: HAKUNA MATATA atau jangan khawatir, tahun depan Piala Adipura akan kembali kita bawa pulang.
Mengakhiri tulisan ini, tidak ada yang pantas diberikan selamat atas raihan ini kecuali Pemerintah Kabupaten Nunukan, DPRD, dan seluruh masyarakat Kabupaten Nunukan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya tidak boleh dilupakan harus disampaikan kepada para tukang sapu yang mulai subuh sudah membersihkan jalan-jalan, kepada tukang sampah yang rela berjibaku dengan segala kotoran dan bau menyengat, serta kepada tukang taman yang begitu telaten merawat bunga-bunga. Selamat, andalah pahlawan kebersihan kami. (ADV).