Kolom

Bukti Bendera Merah Putih Adalah Bendera Rasulullah SAW

NUSANTARANEWS.CO – Betapa besar jasa dan perjuangan para ulama hingga bangsa Indonesia memiliki Sang Saka Merah Putih. Para Ulama berjuang untuk mengenalkan Sang Saka Merah Putih adalah Bendera Rasulullah SAW dengan mengajarkannya kembali sejak abad ke-7 M atau abad ke-1 H, bersamaan dengan masuknya agama islam ke Nusantara. Kemudian, Sang Saka Merah Putih dibudayakan melalui berbagai sarana.

Pertama, pada setiap awal pembicaraan atau pengantar buku Diucapkan atau dituliskan istilah Sekapur sirih dan seluas Pinang. Tidakkah kapur dengan sirih akan melahirkan warna merah dan apabila buah pinang diiris atau dibelah, akan terlihat di dalamnya berwarna putih?

Kedua, budaya menyambut kelahiran dan pemberian nama bayi, serta tahun baru islam dirayakan dengan menyajikan bubur merah putih.

Ketiga, pada saat membangun rumah, di suhunan atas dikibarkan Sang Merah Putih. Setiap hari Jumat, mimbar Jumat di Masjid Agung atau Masjid Raya dihiasi dengan Bendera Merah Putih.

Bendera Rasulullah SAW berwarna Merah Putih seperti yang diangkat oleh Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Jilid X, halaman 340,  dari Hamisy Qasthalani:

Rasulullah SAW bersabda :

Innallaha zawaliyal ardha – Allah menunjukkan kepadaku (Rasul) dunia.

Masyaariqaha wa maghariba ha – Allah menunjukkan pula timur dan barat.

Wa a’thanil kanzaini – Allah menganugerahkan dua perbendaraan kepadaku: Al-Ahmar wal Abjadh-Merah Putih.

Warna merah digunakan untuk memanggil nama-nama istri para Nabi. Nabi Adam as memanggil isterinya Siti Hawa ra yang artinya hautun atau merah. Demikian pula Rasulullah SAW. Beliau memanggil Siti Aisyah ra, Humairah yang artinya merah. Demikian pula dalam penulisan Al-Quran, huruf Allah dan kata gantinya dituliskan atau dicetak dengan warna merah.

Busana Rasulullah SAW yang indah juga berwarna merah. Seperti yang disampaikan oleh Al-Barra:

Kanan Nabiyu SAW marbua’an wa qadra ataituhu fi hullathin hamra-a – pada suatu hari Nabi saw duduk bersila dan aku melihatnya beliau memakai hullah (busana rangkap dua) yang berwarna merah.

Ma Raitu syaian ahsana min hu – aku belum pernah melihat pakaian seindah itu (HR BUKHORI)

Busana warna putih juga dikenakan oleh Rasulullah SAW. Demikian pula, sarung pedang Rasulullah SAW dan pedang Sayidina Ali ra pun berwarna merah. Sarung pedang Khalid bin walid berwarna merah putih.

Setelah kerajaan Saudi Arabia (1924 M), Menyebarkan warna hijau menjadi ciri warna Islam pembaharuan atau Wahabisme. Sementara itu, warna merah putih bendera Rasulullah SAW tergantikan dengan warna hijau bendera kerajan Saudi Arabia. Selain itu, warna hijau tetap menjadi warna kubah makam Rasulullah SAW. Kemudian terkesan warna merah bukan warna islami, walaupun Masjid Rasulullah SAW berwarna merah bata dan masjid di spanyol, disebut Al-Hambra atau Al-Ahmar yang artinya merah. Islam Indonesia meniru menggunakan warna hijau seperti kubah makam Rasulullah SAW. Padahal, warna karpet di masjidil haram adalah merah. Sekalipun kubah makam Rasulullah SAW bewarna hijau, karpet Masjid Nabawi berwarna merah. Di Indonesia terjadi hijaunisasi sampai ke warna karpet masjid dan bendera lambing organisasi.

Dampaknya dalam penulisan sejarah, sang saka Merah Putih tidak diubungkan dengan warna bendera Rasulullah SAW, Merah Putih. Hal itu karena gerakan pembaruan islam timur tengah dan wahabisme di Arabia beralih ke warna hijau. Dalam penulisan sejarah tidak lagi dituliskan bahwa merah putih adalah warna bendera Rasulullah SAW, walaupun merah putih telah dikenalkan bersamaan dengan masuknya agama islam ke Nusantara Indonesia pada abad ke-7 M atau abad ke-1 H.

Penulis: Yogi Mulyana Ramli, Mahasiswa STEI SEBI

Related Posts

1 of 2