Politik

Arogansi Politik Kubu OSO Dinilai Bisa Menjadikan Rekonsiliasi Gagal

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rumit dan Ruwet kesan yang nampak pada perjalanan menuju rekonsiliasi di tubuh Partai Hanura. Arogansi yang menjadi gaya politik kubu Oesman Sapta Odang (OSO) sedikit banyak memperlebar jurang pemisah diantara kedua kubu yang berseteru.

Langskap suram menuju rekonsiliasi Partai Hanura tersebut tersirat dalam pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Kubu Daryatmo, Dadang Rusdiana.

“Usulan rekonsiliasi yang digagas oleh Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto dengan konsep ‘zero option’ atau kembali ke titik nol seakan dianggap angin lalu oleh kubu OSO,” ungkap Dadang kepada wartawan, Jumat (2/2/2018).

Kubu Hanura yang dipimpin OSO, lanjut pria yang akrab disapa Darus itu, bukan hanya sekadar setengah hati dalam merespon inisiatif dari Wiranto tersebut. Bahkan mengindikasikan sikap menyepelekan apa yang menjadi harapan Wiranto.

“Entah apa yang ada dibenak Kubu Manhattan (OSO) sehingga merasa jumawa dalam arena konflik dua kubu ini? Apakah karena OSO merasa dekat dengan kekuasaan? Apakah karena Sekjen versi mereka, Harry Lontung Siregar adalah besannya Presiden? Entahlah,” ujar Darus.

Baca Juga:  Survei Prabowo-Gibran di Jawa Timur Tembus 60,1 Persen, Inilah Penyebabnya

“Yang jelas arogansi terus menjadi gaya politik mereka padahal segudang fakta yang memalukan sudah cukup untuk membuat OSO mundur teratur dari posisi Ketum Hanura,” imbuhnya.

Karena alasan-alasan tersebut, Darus merasa rekonsiliasi Partai Hanura terancam gagal total. Baginya, kubu OSO tidak menunjukan iti’kad baik. kubu OSO, kata dia, masih saja melakukan pemecatan-pemecatan terhadap Ketua-Ketua DPD yang mendukung diselenggarakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Kantor DPP Partai Hanura Bambu Apus, Cilangkap, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu masih saja dilakukan.

“Padahal faktor pemecatan itu yang menjadi salah satu alasan adanya mosi tidak percaya dari 27 DPD Hanura se-Indonesia,” ungkapnya.

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 8