NUSANTARANEWS.CO – Guru merupakan sosok yang mendapatkan amanah untuk menjadi seorang pengajar (pendidik) dalam dunia pendidikan. Entah itu dalam sekolah formal atau non formal. Mulai dari mendidik prilaku, sikap sampai kecerdasan anak didik menjadi tolok ukurnya. Ketika murid yang diajar cerdas dan baik, maka disitulah guru mendapat label guru yang berhasil. Tapi sebaliknya, ketika anak didik gagal, maka dalam kondisi seperti ini guru yang disalahkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang, usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Artinya dari situ, tugas seorang guru ternyata tidaklah mudah. Seorang guru dalam mendidik sang murid harus menyadari benar bahwa pendidikan tersebut merupakan proses panjang yang tujuannya untuk mengubah perilaku sang murid. Tidak hanya cakap dalam berbciara atau pandai dalam mengerjakan soal di dalam kelas. Saat perjalanan panjang itulah, seringkali guru dihadapkan dengan berbagai persoalan yang bikin pusing. Terutama ketika melihat anak didik yang bandel, nakal dan tidak mau mendengarkan perkataan sang guru.
Nah dalam kondisi itulah kesabaran seorang guru benar-benar diuuji. Sesabar apa, seorang guru ketika dihadapkan dengan berbagai persoalan di dalam kelas. Apakah mereka sabar atau tidak. Kalau sang guru tidak sabar dalam mendidik siswanya, gagallah ia disebut guru yang tabah.
Ketika menjadi seorang guru yang sabar dalam meghadapi proses belajar mengajar, maka secara otomatis pasti akan dicintai oleh anak didiknya. Kesabaran seorang guru akan membuat anak didik merasa lebih nyaman dan aman dalam belajar.
Tentu tidak sebatas nyaman, kesabaran seorang guru juga membuat anak didik mempunyai waktu yang cukup untuk lebih bisa memahami pelajaran yang dihadapinya. Inilah kunci yang sangat penting dalam meraih keberhasilan di dunia pendidikan.
Mestinya guru harus sabar dalam berbagai kondisi. Bagi guru yang bersabar tentu akan mendapatkan hasil yang menyenangkan. Boleh dikatakan, cepat atau lambat perilaku anak didik yang tidak diinginkan tersebut pasti akan berubah dengan sendirinya. Asalkan sang guru lebih sabar, telaten dan bisa memahami keinginan sang anak didik dan mengarahkannya.
Sifat sabar dari seorang guru menjadi mutlak untuk dimiliki dalam mendampingi anak didiknya. Bukan sekadar ia akan menjadi guru yang akan dicintai oleh para muridnya. Akan tetapi, lebih dari itu, hal ini penting dalam rangka mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar.[]
Editor: Romandhon
