NUSANTARANEWS.CO – Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), mengalami penurunan pada bulan September 2016.
“NTP sub sektor tanaman pangan September 2016 mengalami penurunan 0.89% dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 95.69 Agustus 2016, menurun menjadi 94.84 September 2016,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud, Jumat (7/10).
Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani, masing-masing mengalami penurunan sebesar 1.08% dan 0.19%.
Dia menjelaskan, komponen pembentuk indeks harga yang diterima petani berasal dari kelompok padi dan palawija dimana indeks pada kelompok tanaman padi menurun sebesar 0.76%, sedangkan kelompok tanaman palawija juga menurun sebesar 1.43%.
Dari sisi nilai tukar usaha petani (NTUP), sub sektor tanaman pangan juga mengalami penurunan, dari 103.78 di bulan Agustus, menjadi 102.47 di bulan September, atau menurun sebesar 1.27%.
Ia jelaskan NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).
Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. (Yudi/ant)