Ekonomi

BPK Sebut Data Kementan Punya Validitas Tinggi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menggelar pertemuan dengan Ketua PAH IV BPK Rizal Djalil. Pertemuan tersebut membahas terkait pemutakhiran data Kementerian Pertanian (Kementan).

Terkait pemutakhiran data itu, Kementan telah memanfaatkan penggunaan teknologi. Salah satunya, melalui citra satelit. Selain itu, Kementan juga mengambil data langsung di lapangan.

Menurut Amran, hal itu dilakukan untuk menunjang keakuratan data yang dimiliki oleh Kementan. “Pengambilan data juga tetap dilakukan melalui mantri-mantri di desa hingga ke tingkat pusat, karena kita ingin memiliki data yang berkualitas,” ujarnya di kantor Kementan, Jakarta, Senin (4/9/2017).

Sementara itu, Ketua PAH IV BPK Rizal Djalil menyampaikan apresiasi kepada Kementan di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman. Hal itu diungkapkan lantaran data yang dimiliki oleh Kementan disebut sangat baik.

“Data pertanian dimulai dari luas lahan, juga termasuk jumlah kelompok tani, jumlah rumah tangga, dan semua itu sekarang sudah terdokumentasi dengan validitas yang tinggi,” ucapnya.

Baca Juga:  Aliansi Transportasi se Jatim Pastikan Sumbang Suara Tebal Cagub Khofifah di Pilgub

Rizal menuturkan bahwa keakuratan data sangat dibutuhkan oleh Kementan dalam mengambil kebijakan. Sehingga, kebijakan yang dibuat Kementam tepat sasaran dan berdampak positif terhadap sektor pertanian.

“Saya juga mendengar bahwa ada kerja sama dengan Lapan dan institusi lain yang terkait. Dengan data yang akurat, kita bisa memprediksi produksi yang akurat dan bisa memutuskan dengan akurat kebijakan-kebijakan impor misalnya,” tutur Rizal.

Rizal menyebutkan, bahwa BPK baru saja melakukan pertemuan nasional. Dalam pertemuan tersebut, BPK membahas soal pertanian khususnya membicarakan luas lahan. Menurutnya, dengan adanya data dari Kementan, BPK bisa memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jika data sudah benar maka hasilnya pun akan maksimal,” jelasnya.

Selain pendataan, BPK juga mengapresiasi Amran karena berhasil setop impor jagung dan beras. Menurut dia, hal ini merupakan peningkatan Kementan dalam mencapai swasembada pangan. “Sekarang kita tidak perlu impor lagi karena produksi cukup,” tandas dia.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 30