Lintas Nusa

Berguru Pada Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Mengabdi Pada Masyarakat Muba

Pelaksana Tugas Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Beni Hernedi/Foto nusantaranews (Istimewa)
Pelaksana Tugas Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Beni Hernedi/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO – Suatu bangsa menjadi besar, sebab mengetahui sejarah leluhurnya. demikian kata orang bijak. Berpijak pada bahasa tersebut, Nusantara sebagai negara kesatuan memiliki sejarah besar yang tak hanya patut dibanggakan, namun sudah semestinya ditelaah untuk kemudian diambil hikmahnya. Kecanggihan para leluhur Nusantara dalam mencipta bangunan, kebudayaan, cara hidup, bahkan berpolitik sama sekali tidak kalah dengan bangsa lain.

Satu contoh, Kerajaan Sriwijawa di Sumatera Selatan misalnya. Dimana kerajaan ini meninggalkan pesan terhadap anak-anak cucu melalui teks yang terpahat di Prasasti Talang Tuwo. Bunyi teks tersebut ialah soal tata cara penataan kekayaan alam yang dapat memakmurkan makhluk hidup dan menjaga lingkungan hidup.

Pesan dari kerajaan Sriwijaya tersebut rupanya menetaskan inspirasi bagi Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Beni Hernedi untuk menjalankan program Dana Abadi Sumber Daya Alam (SDA). Seperti dikatakannya saat berkunjung ke lokasi Prasasti Talang Tuwo di Desa Talang Kelapa, Palembang, kemarin (31/7) kemarin lusa.

Baca Juga:  Patroli Polres Metro Jakarta Timur Cegah Kejahatan

(Baca : Teks Prasasti Talang Tuwo Kerajaan Sriwijaya Menetaskan Dana Abadi Rakyat)

Guna mewujudkan program Dana Abadi demi memakmurkan masyarakat sesuai pesan yang termaktub dalam Prasasti Talang Tuwo, Beni Herniadi akan melakukan musyawarah baik dengan semua elemen pemerintahan maupun masyarakat di Muba. Sehingga dengan cara musyarawah, berbagai masukan cemerlang akan lahir. Adapun bahan yang akan dimusyawarahkan, ialah besaran dana atau pembagian hasil yang disimpan, serta apa pun yang dapat dibiayai oleh dana abadi yang ada.

“Kita pun mencari masukan dari pakar hukum, baik regional maupun international, sehingga kebijakan yang akan diambil tidak bertentangan dengan peraturan atau undang-undang yang berlaku,” imbuhnya.

Tidak sekadar fokus di titik tersebut, Bupati yang juga sebagai ketua Dewan Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumatera Selatan ini pun akan menampung semua ide dan gagasan, asal bertujuan untuk melindungi hutan, lahan gambut, baik sebagai kawasan gambut, hutan, maupun situs sejarah. Selain itu, pihaknya juga mengajukan satu syarat lagi, yakni orientasi besar untuk tetap memakmurkan masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Ketua KPTIK Sebut Kehadiran Starlink Dukung Warga di Daerah Terluar

Syarat yang Beni ajukan tersebut sesuai dengan amanah yang disampaikan Raja Sriwijaya di masa lalu, seperti terbaca dalam Prasasti Talang Tuwo. Bahkan,
Beni juga menyakini jika kekayaan alam di wilayah Muba menjadi salah satu inspirasi lahirnya Kerajaan Sriwijaya.

“Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan para arkeolog di wilayah Muba, masyarakat di Muba sudah melakukan hubungan international dalam hal ini perdagangan sebelum lahirnya Kerajaan Sriwijaya. Banyak penemuan yang saya lihat dan baca di wilayah pesisir Muba dari abad ke-3 dan 4, jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7,” paparnya.

Komoditas apa pun yang dibawa Sriwijaya dalam perdagangan internationalnya, seperti kayu gaharu, pala, emas, gading, pala, kemenyan serta beragam kayu dan getahan lainnya, juga dihasilkan di Muba. Sebagian besar masih ditemukan di Muba.

“Saya pun membayangkan jika Taman Sriksetra yang dibuat Raja Sriwijaya tersebut merupakan kawasan hutan di Muba. Sebab saat prasasti Talang Tuwo ini ditemukan, lokasi ini masih masuk wilayah adat masyarakat Muba. Tapi setelah pemekaran Kabupaten Banyuasin dan perluasan wilayah kota Palembang, Talang Tuwo masuk ke kota Palembang,” terangnya. (Sule/Ucok/Red-02)

Related Posts