Mancanegara

Belum Ada Perempuan Mau Gabung The Paras

NUSANTARANEWS.CO – Resimen parasut (parachute regiment), atau yang biasa disebut The Paras adalah satuan tempur elit militer Inggris. Memiliki motto Paratus, The Paras siap untuk apapun. Dimulai dari Perang Dunia II hingga perang Afghanistan dan Irak, The Paras memiliki peran sangat besar dalam perang-perang yang dilakukan tentara Inggris.

Artinya, The Paras merupakan satuan elit yang sudah kenyang dengan pengalaman dalam pertempuran paling berbahaya sekalipun. Salah satunya, pertempuran merebutkan kepulauan Falkland, di mana The Paras berjibaku dengan Royal Marines Commando. Anggota Paras memiliki kualifikasi terjun payung dan pertempuran jangka panjang.

Seleksi untuk bergabung dengan The Paras memang cukup sulit. Sebab, personel harus mampu bertahan dalam siksaaan dan bekerja maksimal di bawah tekanan. Latihan super berat itulah yang membuat The Paras terhitung sebagai salah satu resimen elit dalam militer Inggris.

Terlepas dari itu, kini dilaporkan tidak ada wanita yang mencoba masuk The Paras meski ada perubahan radikal Inggris untuk mendorong mereka masuk ke salah satu satuan elit ini. Tahun lalu, David Cameron menyujui wanita bergabung dengan The Paras untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II.

Baca Juga:  Mesin Propaganda Arus Utama Barat Marah Karena Mitos 'Isolasi Putin' Runtuh

Dilaporkan Mirror, kini tidak ada dari kalangan wanita yang mencoba untuk mendaftar ke program pelatihan The Paras. Seorang perwira senior di pangkalan Catterick di Yorkshire utara mengakuinya.

“Sampai saat ini, tidak ada relawan perempuan mengikuti untuk pelatihan pada 2018. Ini mengejutkan saya. Kami diberitahu bahwa mereka lebih memilih peran intelijen dan logistic,” kata dia.

The Paras sendiri telah meninjau sejumlah programnya selama sebulan untuk memastikan wanita memiliki kesempatan lulus dan masuk.

Resimen Parasut ini memang memiliki tanggungjawab dan tugas yang sangat berat. Membawa tandu besi sambil berlari melintasi medan terbuka, berlari cepat sejauh 10 mil dan saling bertanding tinju antar anggota merupakan beberapa model pelatihan yang diterapkan di The Paras.

Kehilangan hidung dan bibir pecah merupakan luka rutin dan setiap perekrutan yang tidak tahan melihat wajah rekan lainnya. Hal ini dinilai membuat para wanita banyak yang memilih mundur.

“Saya bertemu dengan sekitar 20 gadis yang bergabung pada saat bersamaan, kami tidak ingin berada di The Paras,” kata Emily Hughes (19) dari Brighton yang bergabung dengan resimen logistik.

Baca Juga:  Pembantaian Warga Palestina di Gaza: Kekejaman yang Mencoreng Kemanusiaan

Selain itu, tidak pernah ada wanita yang lolos ke SAS atau SBS. Hanya tiga yang datang melalui kursus Komando Marinir Kerajaan. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts