HukumMancanegara

Pasukan Elit Inggris Membajak Kapal Tanker Iran di Gibraltar

Pasukan Elit Inggris Membajak Kapal Tanker Iran
Pasukan Elit Inggris Membajak Kapal Tanker Iran/Foto: plymouth herald

NUSANTARANEWS.CO – Pasukan Elit Inggris membajak sebuah kapal tanker Iran di Gibraltar. Pasukan Komando 42 Inggris dilaporkan telah “membajak” kapal supertanker milik Iran di dekat Gibraltar pada hari Kamis (4/7). Grace 1 dicurigai melanggar sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran karena membawa minyak mentah untuk kilang minyak Suriah.

Pembajakan kapal supertanker itu telah mengundang reaksi keras pemerintah Iran. Kementerian luar negeri Iran menuduh Inggris telah melakukan “pembajakan” dan langsung memanggil duta besar Inggris di Teheran.

Mohsen Rezai, seorang perwira tinggi senior Korps Pengawal Revolusi Iran pada hari Jumat (5/7) mengultimatum pemerintah Inggris bahwa Iran dapat melakukan pembalasan terhadap Inggris yang telah mengerahkan pasukan komando elitnya untuk menyerbu dan merebut kapal tanker Iran, ancam Rezai.

“Jika Inggris tidak melepaskan kapal tanker minyak Iran, pihak berwenang Iran pun dapat menyita kapal tanker minyak Inggris,” kata perwira tinggi tersebut.

Baca Juga:  Korban Soegiharto Sebut Terdakwa Rudy D. Muliadi Bohongi Majelis Hakim dan JPU

Mayor Jenderal Rezei juga menambahkan, “Republik Islam Iran selama 40 tahun sejarahnya belum pernah memprakarsai permusuhan dalam pertempuran apa pun, tetapi juga tidak pernah ragu dalam menanggapi para penindas,” tambahnya dengan tegas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan bahwa penyerbuan pasukan elit Inggris itu “aneh dan merusak” serta dapat meningkatkan ketegangan baru di kawasan. “Insiden Kamis” itu menunjukkan bahwa Inggris mengikuti “kebijakan bermusuhan AS yang tidak dapat diterima oleh Iran”.

Kementerian juga mengakui kepemilikan kapal tanker tersebut yang terdaftar di Panama.

Sementara para diplomat di London mengatakan bahwa penyerbuan atas kapal tanker itu hanya terkait dengan sanksi Uni Eropa terhadap Suriah, bukan sanksi AS terhadap Iran. Seperti diketahui, Inggris secara terbuka tetap mendukung hak Iran untuk menjual minyak di bawah kesepakatan nuklir 2015 dan menentang sanksi AS yang memblokir ekspor minyaknya.

Gibraltar merupakan sebuah wilayah di ujung selatan Semenanjung Iberia yang diklaim oleh Inggris sebagai wilayah persemakmurannya. Klaim Inggris tersebut ditolak oleh Spanyol, yang juga mengklaim wilayah tersebut sebagai wilayah teritorinya.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Seorang Penjabat Menteri Luar Negeri Spanyol mengindikasikan bahwa Gibraltar menyita kapal tanker tersebut atas permintaan Amerika Serikat (AS) kepada Inggris.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyambut baik penyitaan itu. Ia mentwit pada hari Kamis, “berita sangat baik: Inggris telah menahan supertanker Grace 1 yang dipenuhi muatan minyak Iran dengan tujuan Suriah, yang melanggar sanksi-sanksi AS.”dalam cuitannya.

Pemerintah Gibraltar sendiri mengaku bahwa mereka bertindak sepenuhnya secara independen dan membantah bahwa penyitaan kapal tanker itu atas permintaan AS. Pada hari Jumat (5/7), pihak berwenang Gibraltar menahan awak kapal berkewarganegaran India, Pakistan, dan Ukraina untuk diwawancarai terkait muatan dan tujuannya.

Sementara itu, pemerintah Kuwait mengkonfirmasi bahwa kapal itu dimiliki oleh sebuah perusahaan di Dubai yang memiliki hubungan dengan Iran.

Insiden Kamis ini telah merusak upaya sikap netral Inggris dalam konfrontasi antara AS dan Iran.

Michelle Bockmann, seorang analis di Lloyd’s List mengatakan bahwa, “dalam dunia pelayaran modern sangat rumit untuk mengidentifikasi kepemilikan sebuah kapal,” katanya, menindaklanjuti ancaman pemerintah Iran terhadap kapal Inggris. “Dalam struktur pelayaran modern kepemilikan seringkali “buram”, tambahnya.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah itu kapal milik Inggris tidaklah begitu mudah. Bisa saja kapal Inggris terdaftar di perusahaan Liberia dan ditandai di Panama, padahal pemiliknya tetap Inggris. Atau bisa juga kapal berbendera Inggris dengan perusahaan yang terdaftar di Perancis tapi pemiliknya Jerman,” ungkap Bockmann.

Sampai berita ini diturunkan, setidaknya ada satu kapal tanker berbendera Inggris, supertanker Pacific Voyager sedang berlayar melintasi selat Hormuz menuju ke pelabuhan Arab Saudi. Lalu kapal ada kapal tanker Tan Tan Ras milik Jepang yang dioperasikan oleh perusahaan Singapura, dan disewa oleh anak perusahaan dari Korea Selatan. What next? (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,070