NUSANTARANEWS.CO, Sukoharjo – Batalkan pembebasan Abu Bakar Ba’asyir, Ponpes Ngruki sebut pemerintah pemberi harapan palsu (PHP). Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Surakarta meminta pemerintahan Joko Widodo berpikir terlebih dahulu sebelum memberikan sebuah pernyataan resmi terkait rencana pembebasan Abu Bakar Ba’asyir.
Pemerintah akhirnya membatalkan rencana pembebasan Abu Bakar Ba’syir karena diduga mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Australia. Bahkan, rencana Joko Widodo dianulir sendiri oleh para menterinya, termasuk Menteri Polhukam Wiranto.
Baca juga: Pembebasan Abu Bakar Ba’asyir Gagal? Demokrat: Kasihan Ustadz Dipermainkan Seperti Ini
Di lain pihak, direktur Ponpes Al Mukmin Ngruki, KH Ibnu Chanifah menyatakan kekecewaannya menyusul batalnya pembebasan Abu Bakar Ba’asyir. Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (23/1/2019), Ibnu Chanifah mengungkapkan pesantren sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan salah satu pendiri Pones Al Mukmin Ngruki tersebut.
“Tapi ternyata itu sebuah PHP (pemberi harapan palsu -red) saja. Mending tidak mengeluarkan statemen yang mengembirakan kemudian menganulir kembali. Itu keluar dari seorang yang punya otoritas di negeri ini. Memberikan statemen, belum lama juga berubah seperti itu,” katanya.
Padahal, kata Ibnu Chanifah, dirinya dan para pimpinan pesantren sudah menyampaikan kabar gembira tersebut kepada seluruh santri dan menjelaskan siapa sosok Ustadz Abu Bakar Ba’asyir karena santri generasi sekarang belum terlalu mengenal siapa sosoknya.
“Terus kepada siapa kita menggantungkan harapan itu. Bukan hanya sekali. Maka kita bertanya-tanya bagaimana sebenarnya negeri ini,” ucapnya.
Baca juga: Isu Pembebasan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Ahok Disebut Tak Pengaruhi Swing Voters
“Bagi Ustadz Abu selesai dunia ini. Mau tetap ditahan, atau pun mau dibebaskan bagi beliau dua-duanya tidak masalah,” sambungnya.
Hanya masalahnya, lanjut dia, harapan palsu yang disampaikan pemerintah membuat situasi menjadi kurang nyaman, terutama bagi para santri.
“Sebagai pimpinan lembaga tentu kita sudah menyiapkan segalanya. Karena Ustadz Abu Bakar tidak bisa dilepaskan dari pondok ini. Beliau adalah salah satu pendiri pondok yang mengetahui segalanya, sehingga kami sangat-sangat kecewa dengan keputusan ini (batal bebas -red) karena sudah terlanjur gembira tetapi kemudian diputuskan (batal). Sekali lagi menyatakan sangat-sangat kecewa,” ungkapnya.
Ibnu berharap para santri Ponpres Al Mukmin Ngruki bisa menahan diri dari rasa kecewa tersebut. “Dan kemudian kita bisa membenahi. Selanjutnya kepada para pemegang otoritas agar dalam menyatakan statemen itu dipikir dululah yang masak-masak baru keluar,” pungkasnya.
(eda/edd)
Editor: Almeiji Santoso