NUSANTARANEWS.CO – World Bank alias Bank Dunia memuji keberhasilan program tax amnesty yang berlangsung di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Penerimaan pajak lewat tax amnesty periode pertama mencapai Rp 93,4 triliun atau 56% dari target hingga akhir program tax amnesty di Maret 2017.
Keberhasilan program tax amnesty juga sekaligus menambah rasio pajak di Indonesia yang dapat dilihat dari bertambahnya jumlah wajib pajak. Program ini juga sekaligus meminimalisir risiko fiskal.
“Keberhasilan tax amnesty mengurangi risiko fiskal,” jelas Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop dalam acara The Indonesia Economic Quarterly di Paramadina Public Policy Institute, The Energy Building, SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).
Selain itu, Bank Dunia juga memuji langkah pemerintah Indonesia yang memangkas APBN 2016. Pemerintah memotong pengeluaran dalam APBN-P 2016 Rp 134 triliun.
“Senang melihat pengeluaran di APBN 2016 didukung lebih realistis. Keberhasilan tax amnesty juga bisa mengurangi defisit,” kata Diop.
Selanjutnya, Bank Dunia juga menganggap postur penerimaan dalam APBN 2017 juga dirancang lebih realistis. Bank Dunia memperkirakan defisit fiskal mencapai 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2016 dan 2,8% dari PDB di 2017.
“APBN 2017 lebih realistis dengan target penerimaan pajak yang dapat diraih,” tutur Diop. (Andika)