TAKSAKA
Kenangan pecah di dalam kepala
Tergerus roda kereta
Cuaca berkiblat kepada angin
Membawanya ke arah utara
Lempeng sepi merajam sandekala
Menderma punggung kekasih yang gigil
Menuliskan surat cinta di gerbonggerbong
Yang ngungun menghitung jarak perjumpaan
Setibanya di stasiun tujuan
Jadwal kepulangan kereta dirubah
Menunggu balasan surat kekasih dari
Kota tua yang mengerami sejarah
Sampai tinta mengering
Dan rel kereta turut menguning
Purwokerto, Januari 2018
PERJAMUAN
Pada permulaan sembahyang matahari
Manusia mencari pijakan di bumi
Menanam namanama sepanjang pembaringan
Dirawat oleh musim penghujan
Di sebuah pagi yang embunnya menjelma tasbih
Burung gereja terbang di atas kepala
Mengabarkan berita gembira
Yesus menerima perjamuan serombongan Nabi
Mereka berdiskusi ihwal masjid biru di Russia
Dan kremlin yang gemintang di malam hari
Di taman senja hari
Bunga-bunga semerbak harumnya
Manusia dan lebah tidak ada bedanya
Berjalan dan terbang mengikuti gerak udara
Sampai lobanglah dada
Dimasuki oleh sembahyang matahari
Lalu, bersyahadatlah;
Puisi
Purwokerto, Januari 2018
ALUNALUN
Cahaya kota temaram pada kibar bendera
Mengikuti dingin angin utara
Aroma kopi menyangga nasib bakulbakul
Tukang parkir sangsi terhadap ketetapannya sendiri
Masjid berjamaah waktu
Pengatur pialang berkepala batu
Datang saban hari sabtu
Malam setengah purnama
Sejoli memadu cinta
Di antara riang tukang sulap
Rumah tahanan memenjarakan siapa?
Setibanya hari raya
Orangorang mengadukan duka yang tiba
Bersama deru zaman
Layaknya gelaran mahsyar dunia
Sajadah bergambar pria paruh baya
Berpeci merah
Berjalan miring
Cahaya kota temaram pada kibar bendera
Ambulans membawa tubuh pria paruh baya
Ia sekarat menjelang musim penghabisan
Rumputan berwarna hitam pekat
Kepul kopi beraroma maut; menunggu malam penguburan
Purwokerto, Januari 2018
PUISI
Serupa
Tanah pemakaman
Ia digali oleh tangan
Penyairnya sendiri
Purwokerto, Januari 2018
Wahyu Budiantoro. Lahir di Purwokerto. Saat ini bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) Purwokerto. Beberapa puisinya pernah dipublikasikan di antologi Requiem Terakhir: Antologi Puisi Terbaik (Oase Pustaka, 2016), The First Drop of Rain Banjarbaru (Wahana Resolusi, 2017). Buku pertamanya berjudul Aplikasi Teori Psikologi Sastra: Kajian Puisi dan Kehidupan Abdul Wachid B.S. (Kaldera Press, 2016).