Alumni IPB Keluhkan Sulitnya Akses Benih Berkualitas Kepada Presiden

Penyerahan bibit terong dan cabai di Cyti Forres & Farm milik HM Arum Sabil, Jember, Jum’at (24/3/2017)/Foto Sis24

Penyerahan bibit terong dan cabai di Cyti Forres & Farm milik HM Arum Sabil, Jember, Jum’at (24/3/2017)/Foto Sis24

NusantaraNews.co, Jakarta – Presiden Joko Widodo mendapat koreksi dari Alumni Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Rifda Ammarina. Koreksi penting tentang kondisi lahan pertanian Indonesia yang ditulis dalam bentuk surat tersebut beredar luas di sejumlah media sosial.

Dalam suratnya, Rifda terang-terangan mengungkapkan apa yang menjadi kegelisahan dia melihat kenyataan kondisi pertanian di Indonesia. Salah satunya ialah belum maksimalnya para pemimpin dalam kabinet kerja Jokowi-JK di sektor pertanian.

“Saya memahami mengapa tidak semua alumni IPB berkecimpung di sektor Pertanian, karena pemimpin Negeri ini terutama pemerintahan dalam kepemimpinan Bapak belum cukup berbuat sesuatu yang mendorong investasi di sektor Pertanian sehingga sektor Pertanian mampu memyerap semua tenaga-tenaga alumni IPB dengan gaji yang layak,” curah Rifda dalam suratnya yang diterima Redaksi, Kamis, 7 September 2017.

Alumni IPB angktatan 20 ini mengungkapkan kepada Presiden Jokowi betapa sulitnya mengakses lahan pertanian dan betapa sulitnya mendapat akses pembiayaan bank dengan agunan lahan pertanian non sawit.

“Pak Jokowi, taukah Bapak betapa sulitnya mengakses lahan pertanian bagi kami, betapa sulitnya mendapat akses pembiayaan bank dengan agunan lahan pertanian non sawit, betapa sulitnya benih berkualitas dan pupuk dengan harga terjangkau dan betapa

tidak pastinya harga jual hasil pertanian karena kebijakan import yang pemerintan Bapak lakukan,” kata Rifda.

“Pak, semua itu menjadi kendala untuk menarik lebih banyak pemain baru di sektor pertanian,” imbuh perempuan yang sejak 2005 telah memperjuangkan promosi dan edukasi pertanian Indonesia lewat Agrinex Expo.

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa sedikit alumni IPB di BUMN. Sebab, kata dia, kalau banyak alumni IPB di bank BUMN maka mustinya mudah pembiayaan kebun buah dgn agunan lahan pertanian, sehingga bukan kebun besar saja seperti sawit tapi juga kebun buah kecilpun bisa dibiayai.

“Kalau banyak alumni IPB di Kementrian Kehutanan dan BPN mustinya mudah akses lahan pertanian bagi kami alumni tanpa harus membeli lahan yang makin tidak murah karena peguasaan lahan oleh Taipan yang lewati batas kewajaran akibat lalainya Pemerintah,” sambung Rifda.

Wanita Karir yang saat ini sedang membangun usaha Pertanian dengan komoditas Rempah Di Maluku Utara dan Hortikultura di

Pandeglang Banten ini melanjutkan, alau saja banyak alumni IPB di Kementrian Perdagangan bisa jadi akan mudah import dihentikan untuk menolong produk pertanian lokal di pasar Indonesia dan eksport.

“Dan bila banyak alumni IPB di Kementrian Perindustrian rasanya mudah akan hadirnya industri pengolahan di sentra-sentra produksi Pertanian sehingga harga saat panen tidak merugikan petani,” kata Rifda.

Simak: Edukator Pertanian Surati Presiden Terkait Penguasaan Lahan oleh Taipan

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version