Budaya / SeniPuisi

Aku dan Lembaran Surat untuk Ayah

Surat untuk Ayah. (FOTO: St. Hope Foundation)
Surat untuk Ayah. (FOTO: St. Hope Foundation)

Puisi Susi Lestari

Sisa Makan Siang

Tanganku beradu dengan tanganmu
Berebut sisa dari satu bungkus harap
Yang dibeli dengan cinta
Lalu kau lahab tanpa sisa

Hanya aku, perempuan elok
Sedari siang duduk di samping
Menanti kasih yang hampir habis

Ruang paksa, 22 maret 2018

Surat untuk Ayah

Hai ayah, apa kabarmu?
Benih yang kau tanam dulu
Kini sudah besar dan
Menjelma menjadi aku

Sering kali angina bawa salam hangat
Darimu. Hingga aku pakai sebagai selimut malam
Ayah, aku malam berteman purnama
Yang ingin temui pagi

Namun, kita bukan lah embun yang
Dapat jumpa lewat daundaun

Purwokerto, 22 Maret 2018

Terbakar

Hujan tak lagi membasahi
Hanya matahari yang
Hidup di antara bumi gersang

Kau tak lagi disini
Aku pun akan pergi
Setelah aku terbakar api
Wanita jalang itu

Purwokerto, 22 Maret 2018

Panah

Panah karna itu tajam
Dia mulai mencari dimana ada dada gatotkaca
Adakah dia luncurkan padaku?
Jika memang aku harus mati, dada ini terisi anak panah
Tapi hati ini terisi cinta

Baca Juga:  Film Lafran, Biopic Pendiri HMI, Tayang 20 Juni

Purwokerto, 05 Oktober 2017

Aku dan Lembaran

Tak ada yang tahu
Hanya pagi dan katakata
Selalu terbaca di ruang ini
Terkumpulkan sedikit pengetahuan

Tak ada yang tahu
Di mana semua mata
Tersibukkan oleh harta
Di sini aku hanya membaca

Antara lembaran demi lembaran

Purwokerto, 13 september 2017

Susi Lestari, lahir di Palembang pada tanggal 17 april 2000. Status menjadi mahasiswi di IAIN Purwokerto di fakultas dakwah jurusan bimbingan konseling islam.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,244