NUSANTARANEWS.CO – Aksi 412 atau Aksi Kita Indonesia terkesan politis karena sejumlah massa aksi menggunakan atribut partai, mulai dari kaos hingga bendera. Selain atribut partai (Nasdem dan Golkar) yang dikenakan, massa aksi juga mengeluarkan suara politis, ketika orasi budaya berlangsung di atas panggung.
Selain itu, Aksi 412 juga dinilai melanggar peraturan tentang Hari Bebas Kendaran Bermotor atau Car Free Day di lokasi acara. Karena itu, Kepolisian Daerah Metro Jaya memberikan teguran kepada ketua penyelenggara Aksi 412, di Jakarta, kemarin (4/12).
“Aksi yang tampak seperti acara politik itu bertentangan dengan Peraturan Gubernur Nomor 12 tahun 2016, pasal 7 dan pasal 9 ayat 2 terkait dengan Hari Bebas Kendaraan Bermotor,” terang Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (5/12).
“Dengan adanya kejadian itu, Polda Metro Jaya memberikan teguran secara tertulis kepada ketua panitia penyelenggara hari ini. Teguran itu dilakukan oleh intelijen Polda Metro Jaya,” sambungnya.
Aksi 412 yang juga disebut Parade Bhinneka Tunggal Ika itu sebelumnya disebut tak memiliki nuansa politik sama sekali. Namun, banyak peserta yang justru menggunakan atribut partai politik dan ikut bersorak saat orator di panggung meminta mereka mengeluarkan suaranya.
Karena itu, setelah menerima teguran tertulis, Panitia Kita Indonesia Bidang Hukum, Taufik Basari yang hadir di Polda Metro Jaya memberikan keterangannya. Ia meminta maaf soal terdapatnya atribut partai politik yang mewarnai parade itu.
“Dalam undangan yang kami sebarkan sudah dijelaskan dan digarisbawahi bahwa kegiatan itu bukanlah giat politik dan tidak terkait dengan Pilkada. Untuk berbagai kekurangan, tentu kami minta maaf. Hal paling penting, tidak ada satupun kalimat tuduhan, kalimat kebencian dan kalimat hujatan dalam acara itu,” ujar Taufik. (Ahmad/red-02)
