NUSANTARANEWS.CO – Pasca tewasnya gembong teroris Santoso, Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad berhasil menyergap Jumiatin alias Umi Delima. Dalam penyergapannya, istri muda alm. Santoso dalam keadaan tangan kosong, karena ia ditangkap hidup-hidup. Setelah ditelusuri lebih lanjut, Umi Delima mengaku bahwa dirinya membawa senjata suaminya saat lari dari kejaran Satgas Tinombala.
Kabar ini, menjawab informasi bahwa Umi Delima sama sekali tidak bersanjata dalam pelariannya. Lebih jelasnya, lantaran Umi Delima merasa kelelahan setelah melalui pelarian beberapa hari yang cukup jauh, terpaksa senjata yang dibawanya dibuang di dalam hutan. Sebagaimana diungkapkan Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Drs Rudy Sufahriadi di Palu, Senin (25/7) kepada awak media. “Nanti kalau sudah sehat kita bawa kembali ke hutan cari senjata itu,” ungkapnya.
(Baca : Kembali Tim Raider Kostrad Berhasil Menangkap Istri Santoso)
Brigjen Pol Drs Rudy Sufahriadi menerangkan kronologi pelarian Umi Delima setelah Santoso tertembak dalam baku tembak dengan Tim 29 Bravo, 515 Raider Kostrad, Senin (18/7) petang dalam Operasi Tinombala. Sebelum Santoso menghembuskan nafas terakhirnya setelah tertembak, kata Rudy, masih sempat bicara sebentar pada Umi Delima. Setelahnya, Umi Delima mengambil Senjata dari tangan Santoso dan lari sendirian ke dalam hutan.
Menurut Rudy, sebenarnya Umi Delima sempat mendengar mendengar suara anggota kelompoknya Basri dan istrinya. Namun, Umi Delima terus lari sembari membawa senjata yang digunakan Santoso. “Senjata dia tinggal karena sudah capek,” katanya tanpa menjelaskan senjata yang masih berada dalam hutan itu.
(Baca juga : Polri-TNI Benarkan Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad Sang Penangkap Dalima)
Satu-satunya alat yang dibawa Umi Delima setelah membuang senjata milik alm. suaminya hanya sebuah pisau. Hal ini diketahui setelah Umi Delima bertemu pekerja kebun. Saat itu pulalah, kepada si tukang kebun, Umi Delima mengaku bahwa dirinya adalah istri Santoso. Karena sedikit was-was, si tukang kebun pun memastikan apakah istri alm. Santoso bawa senjata atau bom, ternyata hanya sebuah pisau. Tidak lama kemudian, Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad menyergap Umi Delima.
Adapun kondisi Umi Delima kini semakin membaik walaupun masih butuh pemulihan maksimal. Karenanya, pemeriksaan secara formal masih belum dilakukan, kecuali hanya sebatas dimintai keterangan baru melalui wawancara. (SS/MRH)
Lihat juga: Tewasnya Santoso Hadiah dari TNI untuk Kapolri Baru