NUSANTARANEWS.CO – Hanya dalam satu tahun, sebuah museum kecil di Bosnia yang didedikasikan untuk pengalaman tubuh selama perang Balkan membuka pintunya untuk masyarakat berkunjung, museum tersebut berhasil memenangkan kategori museum terbaik Eropa. Kini dengan pencapaian tersebut museum itu telah bertekad untuk maju untuk nominasi global.
The War Childhood Museum di Sarajevo adalah sebuah museum anak-anak perang yang dibuat sebagai sebuah dokumetasi memorabilia dari orang-orag Bosnia yang masa kecilnya mengalami trauma pada perang 1990-an, telah mulai mengumpulkan barang-barag pribadi dari anak-anak yang terkena dampak perang lainnya, seperti di Suriah dan Ukraina.
Gagasan tersebut lahir dari pengalaman pendirinya, Jasminco Halilovic dan telah menjadi proyek jangka panjang untuk menciptakan arsip terbesar di dunia mengenai dampak perang terhadap anak-anak.
“Berbicara tentang perang dari perspektif anak adalah pesan anti perang yang paling kuat,” kata Halilovic yang saat ini berusia 27 tahun kepada Reuters. Dia mengatakan bahwa menyerahkan barang-barang pribadi juga membantu anak-anak mengatasi trauma perang.
Perang Bosnia 1992-1995 adalah perang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Museum ini telah mengumpulkan lebih dari 4.000 benda yang dipemerkan yang merupakan sumbangan dari anak-anak yang mengilhaminya, serta ada pula lebih dari 150 jam arsip videowawancara lisan. Halilovic mengatakan item-item dari konflik lainnya juga akan dipamerkan tahun depan.
Diantara artefak peninggalan perang tentang anak-anak yang dimiliki museum tersebut adalah sebuah botol parfum yang disumbangkan oleh gadis Suriah berusia 10 tahun dari Homs. Gadis tersebut mengatakan bahwa itu adalah milik ayahnya, yang terbunuh saat akan bekerja dan wanginya membuat ia mengenang kembali sosok ayahnya hingga saat di Lebanon tempat yang ia temukan sebagai tempat berlindung.
“Gagasan bahwa kita memiliki museum semacam itu di Bosnia membuka jendela harapan kepada anak-anak Suriah di Lebanon bahwa pereng di Suriah juga akan berakhir dan mereka dapat membuat sesuatu yang serupa,” kata Amina Kravava yang merupakan direktur museum tersebut.
Pameran museum saat ini memamerkan sekitar 50 item yang tergantung di langit-langit seperti, “gaun duka” berwarna biru cerah yang dikenakan oleh seorang gadis Sarajevo untuk menentang penembak jitu. Terlihat pula berbagai macam mainan yang merupakan milik dari anak-anak korban perang Bosnia seperti beraneka macam boneka, termasuk boneka Barbie dengan gaun yang telah lusuh. Selain itu ada pula sebuah buku catatan harian pribadi anak-anak yang menuliskan berbagai kengerian dan harapan akan berhentinya perang.
Dewan Eropa minggu ini memilih museum tersebut untuk hadiah tahunannya di antara 40 kandidat sebagai “suatu yang benar-benar menginspirasi contoh dari inisiatif yang tumbuh dari akar rumput.”
Para juri memuji potensinya untuk menjadi “model inisiatif kemasyarakatan mandiri yang kuat” dan mengatakan bahwa mereka menawarkan sebuah contoh yang dapat direplikasi di zona perang di seluruh dunia. (Riskiana)
Sumber: Reuters
Editor: Achmad S.