NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Situasi gamang kini tengah melanda dunia, terutama Indonesia. Beragam persoalan bangsa dan negara datang silih berganti, dan di sini solusi alternatif sangat dibutuhkan.
“Kita tidak dapat menutupi, saat ini ada kegamangan sosial. Rakyat bicara apa, pemerintah melakukan apa. Rakyat maunya apa pemerintah bertindak ke mana,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies, Faris Talib, Jakarta, Rabu (4/9) lalu.
Namun, dalam situasi gamang tanpa kepastian ini, Presiden Joko Widodo tampaknya masih tenang dan santai-santai saja.
Faris menuturkan, kondisi Indonesia saat ini cukup absurd. Ini sekaligus menunjukkan adanya devisit konsepsi di dalam pemerintahan. Seharusnya negara dan pemerintahan dikelola dan dijalankan dengan gagasan dan pikiran.
Karenanya, Faris melihat saat ini solusi alternatif dari sosok Prabowo Subianto sangat ditunggu masyarakat. Terlebih jika Prabowo berencana kembali maju pada Pilpres 2019 mendatang seperti disinyalir Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
- Prabowo Subianto Diminta Turun Gunung Sadarkan Masyarakat
- Prabowo Sudah Harus Mulai Bicara Solusi Alternatif Tentang Persoalan Bangsa
Ditambah lagi tren elektabilitas Prabowo semakin menanjak, sementara Joko Widodo sedikit mengalami penurunan. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) misalnya menyebut angka elektabilitas Jokowi saat ini sebesar 38,9 persen.
Untuk ukuran pertahana (incumbent), kata Fadli, angka tersebut relatif rendah karena harusnya berkisar di angkat 50-an. Apalagi selama menjadi Presiden, Jokowi diliput secara terus-menerus oleh media dan dilihat masyarakat.
“Kalau incumbent itu kan biasanya mendapatkan porsi untuk peliputan, bertemu dengan masyarakat, keliling daerah dan itu sangat maksimal. Sangat maksimal aja masih dilevel 30-an. Artinya, mayoritas rakyat Indonesia menginginkan pemimpin baru,” ujar Fadli, Jakarta, Sabtu (7/10).
Selain itu, kata Fadli, Prabowo saja yang belum melakukan kampanye, keliling daerah dan tak pernah diliput media elektabilitasnya sudah 20-an persen.
“Itu menurut saya peluang bagi Prabowo. Prabowo aja belum keliling dan kampanye, itu saja berada di angka 20-an. Nah, survei itu kan hanya indikator. Lihat itu survei DKI Jakarta, semua memenangkan Ahok, tapi yang menang Anis-Sandi. Itu kan kegagalam survei dalam melihat kenyataan,” terang Fadli.
Terkait desakan agar Prabowo segera turun gunung menyadarkan masyarakat tentang kondisi absurd Indonesia saat ini, Fadli mengatakan bahwa Prabowo masih berusaha menghindari kegaduhan politik yang akhir-akhir ini terasa mulai memanas. Selain itu, ia juga menyebut bahwa Prabowo masih memberikan kesempatan kepada pemerintahan sekarang untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
“Sebenarnya Pak Prabowo berusaha untuk menghindari kegaduhan politik dan memberikan kesempatan pemerintah sekarang. Ini sudah 3 tahun. Tiga tahun sudah cukup bersabar untuk memberi kesempatan,” kata Wakil Ketua DPR RI itu. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)