Kesehatan

Sebuah Penelitian Temukan Kemungkinan Penyembuhan HIV

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah penemuan obat kanker diberitakan memiliki kemungkinan pula untuk dapat membungkam dan menyembuhkan HIV. Menurt para ilmuan dalam penelitian tersebut, kemungkinan ini muncul dari adanya efek yang tidak biasa.

Obat kanker baru menunjukkan sebuah reaksi dimana HIV dapat dipulihkan kembali, namun reaksi pemulihan tersebut justru membuka harapan bahwa nantinya penderita HIV akan mendapatkan metode pengobatan baru yang lebih aman.

Selama ini orang-orang dengan HIV harus selalu mengkonsumsi obat-obatan sepanjang hidupnya untuk ‘menidurkan’ atau me-nonaktif-kan virus dalam tubuhnya. Namun, pengobatan tersebut juga memungkinkan bahwa pasien akan menderita efek sampin dari obat yang diminumnya setiap hari seperti timbulnya ruam, pusing hingga gagal hati yang fatal.

Sebuah kabar menggembirakan kemudian muncul dari  penemuan adanya efek obat kanker baru yang ditujukan untuk menekan HIV. Efek ini bahkan mungkin mengambil resiko mengaktifkan virus untuk kemudian dapat membunuhnya.

Harapan tersebut pertama kali ditunjukkan pada pasien HIV berusia 9 tahun yang masuk dalam kondisi yang lebih baik meskipun telah menghentikan pengobatannya.

Baca Juga:  HUT Ke 107 Tahun, RSUD dr Iskak Tulungagung Naik Tingkat Rumah Sakit Tipe A

Selama uji klinisnya, obat kanker baru yang disebut JQ1 menunjukkan adanya efek aneh yang ditemukan para ilmuan.

“Percobaan kami tidak menunjukkan hasil yang konsisten kemudian kami mulai melihat berbagai bentuk protein dan, secara tidak terduga menemukan bahwa dalam jangka pendek (obat tersebut) adalah kunci yang dapat membungkam HIV,” kata Dr. Ott salah satu senior dala  penelitian tersebut yang berasal dari Gladstone Institute, San Francisco.

Obat JQ1 tersebut diketahui menghasilkan protein yang disebut BDR4. Mereka mengungkapkan bahwa protein tersebut dapat dimanipulasi. Protein ini memiliki efek memaksa visrus HIV muncul kembali sehingga mereka dapat membunuhnya.

“Strategi ini berpotensi memungkinkan pasien berhenti minum obat, dan selama veberapa tahun berlalu sebelum virus diaktifkan kembali. Pada saat itu, sistem kekebalan tubuh bisa cukup kuat untuk menghilangkan virus saat pengaktivannya kembali,” jelas Dr. Ott.

Semoga penemuan tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan akan adanya penyembuh bagi penyakit HIV.

Baca Juga:  Perawatan Bayi Prematur di Rumah: Tips Sehat dari Dr. Anita Febriana Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts