EkonomiFeaturedPolitik

Pemerintah Umbar Makro Ekonomi Stabil, Mantan Menkeu: Di Mikro Sedang Babak Belur

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menambatkan perhatiannya terhadap situasi dan kondisi perekonomian Indonesia. Pasalnya, kata dia, akhir-akhir ini, para pejabat penting di bidang ekonomi dan keuangan pemerintah sibuk membanggakan “sukses” dengan kebijakan makro ekonomi yang stabil.

“Padahal Presidennya (Presiden Joko Widodo) mendesak para pejabatnya agar mengambil berbagai langkah konkrit untuk mendongkrak ekonomi Indonesia antara lain melalui berbagai Paket Kebijakan Ekonomi untuk menerobos kelesuan di sektor riil alias mikronya,” ungkap Fuad Bawazier melalui pesan WhatsAppnya, Rabu, 16 Agustus 2017.

Menteri Keuangan era Presiden Soeharto ini memaparkan, Makro Ekonomi Indonesia sejak 50 tahun terakhir ini (awal Orba sampai sekarang) praktis stabil begini begini saja (kecuali saat terkena Krisis mononeter) dengan kecenderungan kini memburuk.

Sebab, lanjutnya, dulu pertumbuhan bisa 6-7% sekarang hanya 5%; cadangan devisa relatif stabil diukur rationya terhadap Import; inflasi plus minus sama/relatif stabil; rata rata pertumbuhan kredit perbankan dulu lebih tinggi dari sekarang; IHSG BEI dari dulu selalu yang paling menguntungkan di Asia.

Baca Juga:  MKGR Jawa Timur Dukung HM Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional

“Tetapi, utang negara jelas memburuk. Sebab dulu (Orba) hanya utang kepada IGGI/CGI dengan ratio pembayaran cicilan dan bunganya terhadap APBN yang amat kecil dibandingkan utang negara saat ini yang selain ke CGI juga ke pasar bebas yang pemenuhan kewajibannya bisa sampai 25% dari APBN; tax ratio juga memburuk; kurs rupiah terhadap Valas juga relatif stabil tapi semasa Orba lebih stabil lagi dengan devaluasi dst. Jadi makro Ekonomi kini OK dan Masih OK tapi sebenarnya terus memburuk dan ingat lama-lama bisa ambruk,” urai Fuad.

Jadi, kata dia, sebaiknya petinggi ekonomi keuangan Pemerintah tidak terlena apalagi membanggakan “sukses” makro ekonomi. “Sebab, dari dulu ya begitu-begitu saja dengan kecenderungan relatif memburuk,” ujarnya.

Menurut Fuad Bawazier kondisi di era Jokowi tidak ada yang perlu dibanggakan deng makro ekonomi Indonesia sekarang ini. “Ada yang bilang ke saya bahwa itu hanyalah manuver para menteri agar tidak terkena reshuffle kabinet,” tutur Fuad.

Baca Juga:  Kesenjangan Tinggi, Cagub Luluk Janjikan Perubahan di Jatim

“Saya jawab itu urusan politik. Tapi yang jelas yang harus diperhatikan dan dijadikan ukuran kesuksesan ekonomi oleh Pemerintah adalah keadaan Mikro Ekonomi. Karena itulah yang betul-betul dirasakan para pelaku ekonomi baik penjual/produsen maupun pembeli/konsumen,” tegasnya.

Fuad menambahkan, propaganda “sukses” yang terus menerus bisa menyesatkan dan bahayanya, lama-lama Pemerintah sendiri bisa terlena. Karena percaya pada kebohongan atau propagandanya sendiri. “Kita sedang defisit prestasi makro ekonomi cuma belum sampai terpuruk,” pesannya.

Jadi, kata dia, tanyakanlah pada pasar secara detil apa keluhan mereka. Stabilitas makro penting tapi itu saja tidak cukup, sebab ukuran sukses sesungguhnya di sektor riil atau mikro.

“Dan di mikro kita sedang babak belur. Bersyukur Jokowi giat membangun infrastruktur yang dalam jangka menengah dan panjang akan mengangkat ekonomi Indonesia,” tandas Fuad Bawazier.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 3