NUSANTARANEWS.CO, Poso – Kelompok Santoso ternyata benar-benar belum habis. Meski Santoso sendiri sebagai pemimpin kelompoknya telah tewas pada 18 Juli 2016 lalu, para pengikutnya masih terus eksis di Poso, Sulawesi Tengah.
Buktinya, seorang warga bernama Simson alias Suju dilaporkan tewas di tangan teroris yang gentayangan di sekitar Poso Pesisir dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis (3/8/2017).
Tewasnya Simson tersebut mengisi daftar panjang warga korban terorisme dan berlarut-larutnya masalah keamanan di Poso dan Parimo, Sulawesi Tengah. Pria berusia 30 tahun itu tewas tertembak tepat di bagian dada kiri oleh kelompok teroris besutan Santoso.
Satgas Operasi Tinombala pun dilaporkan langsung menyisir pegunungan Pora, Desa Parigimpu, Kabupaten Parigi Moutong pasca tewasnya warga sipil tersebut.
Diketahui, setelah Santoso tewas di tangan Tim Bravo Batalyon 515 Raider Kostrad yang tergabung dalam Operasi Satgas Tinombala, masih ada sosok penerusnya yakni Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Muhammad Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Opa.
Atas peristiwa nahas yang menimpa Simson, tokoh muda Poso Rizal C. Marimbo meminta Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi Satgas Tinombala yang ditempatkan di Sulteng.
“Kita minta Bapak Presiden mengevaluasi Satgas Tinombala. Barangkali butuh penyegaran atau perlu diganti dengan operasi pasukan khusus untuk membasmi sisa-sisa teroris di gunung-gunung,” ujar Rizal, Jumat (4/8/2017).
Baca: Santoso Tewas di Tangan Raider 515 Kostrad
Rizal mengatakan, masalah gangguan keamanan di sekitar Poso Pesisir dan Parimo sudah berlarut-larut dan herannya sisa-sisa kelompok teroris belum juga tertangkap semua.
“Kita tidak tahu ada apa sampai bisa begitu lama. Dulu pemerintah pusat menumpas DI TII dan Permesta di sana tidak sampai satu bulan dengan teknologi persenjataan yang sederhana. Kenapa masalah Poso-Parimo ini berlarut-larut, ada apa sih?” ujar dia.
Sebagaimana diketahui kemarin, saat berangkat ke kebun di kawasan pegunungan Pora, Desa Parigimpu, Sulawesi Tengah, Simson tewas di tangan buronan teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kepolisian setempat. Saksi kunci kejadian itu membeberkan, kejadian berawal saat mereka melintas di jalur pegunungan itu. Tak lama berselang, sekelompok orang mulai mendatangi mereka dan menarik si saksi kunci. Tak terima rekannya ditarik, Simson berusaha melawan dan melepaskan temannya itu.
Seketika salah satu pelaku melepaskan tembakan ke dada kiri Simson. Saksi lalu kabur memanggil warga dan polisi. Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi memaparkan ciri-ciri ketujuh pelaku yang dinilai sama dengan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok sipil bersenjata.
Tokoh muda Poso itu pun mengusulkan, sebaiknya dipertimbangkan operasi militer secara besar-besaran oleh pasukan khusus TNI. “Kan sudah ada prosedurnya dan dibuatkan payung hukumnya, bagaimana militer bisa terlibat langsung di sana,” ungkap dia. (ed)
Editor: Eriec Dieda