Traveling

Kwetiau, Kuliner Tionghoa yang Populer di Indonesia

NUSANTARANEWS.CO – Nampaknya salah besar jika kita masih merasa berjarak dengan perbedaan dan keberagaman yang ada di Tanah Air. Hidup di tanah yang sangat kaya dengan keberagaman mulai dari etnis, bahasa, budaya dan agama, seharusnya menjadikan diri kita bangga. Kita dapat mengenal beragam kekayaan dari budaya manusia, bukan malah menebar kebencian, ingin melumpuhkan, menghancurkan dan tidak mengakui satu sama lain.

Melalui keragaman tersebut kita juga mengenal berbagai macam jenis kuliner dari masing-masing budaya yang berbeda beberapa di antaranya mungkin dikenal di seluruh penjuru tanah air, salah satu ikon kuliner yang dimaksud adalah ‘kwetiau’.

Mendengar namanya, pasti anda sudah dapat menebak, asal dari makanan tersebut. Makanan yang satu ini bukan berasal dari suatu daerah di Indonesia, melainkan salah satu kuliner khas dari masyarakat Tionghoa.

Tersebarnya masyarakat Tionghoa hampir di seluruh wilayah di Indonesia terutama di kota-kota dimana banyak penduduk keturunan Tionghoa.

Baca Juga:  Indonesia Mulai Terapkan Green Tourism dan Wellness di Sektor Pariwisata 

Makanan sejenis mi yang berbahan dasar beras ini saat ini bisa dijumpai dimana saja. Banyak lapak-lapak pedagang baik kaki lima hingga restauran kelas atas menyajikan menu ini. Cara penyajiannya pun beragam ada kwetiau goreng ada pula yang berkuah atau rebus dan disajikan dengan berbagai campuran berdasar selera masing-masing daerah.

Sejarah Kwetiau

Di negara asalnya, kwetiau dikenal dengan nama char kway teow. Makanan ini pada mulanya adalah makanan yang dijual oleh para nelayan dan petani yang merangkap bekerja sebagai penjual makanan di malam hari. Konsumen dari makanan ini pun semula hanyalah para buruh. Mereka memandang char kway teow sebagai makanan yang menyenangkan.

Makanan ini umumnya identik dengan etnis Hokkian dan Tio Ciu masing-masing puny penyajian yang berbeda. Etnis Hokkian menyajikan kwetiau dengan bakso ikan, lachiong atau sosis babi dan telur bebek.

Sedangkan etnis Tio Ciu menyajikan kwetiau dengan bahan tambahan daging sapi dan jeroannya. Kemudian dalam perkembangannya barulah kwetiau dengan kuah mulai muncul.

Baca Juga:  Indonesia Mulai Terapkan Green Tourism dan Wellness di Sektor Pariwisata 

Sedangkan di Indonesia, kwetiau mulai dikenal diberbagai wilayah dan disajikan dengan berbagai resep yang sudah melalui akulturasi. Seperti kita kenal dengan kwetiau Medan, Kalimantan dan lain sebagainya.

Mengingat kebanyakan masyarakat Indonesia beragama islam, kwetiau pun mengalami penyesuaian agar dapat disajikan untuk masyarakat muslim dengan segala kriteria khalalnya. Saat ini kebanyakan kwetiau yang kita kenal memiliki campuran berupa telur, daging ayam suir, sayuran, sosis sapi/ayam dan lain-lain.

Rasa kuetiau yang gurih dan sedap, sangat bersahabat dengan lidah orang Indonesia. Jika lidah kita saja bersahabat, kenapa kita masih mempersoalkan perbedaan?

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available