Ekonomi

BPS: Kemiskinan Bisa Timbulkan Radikalisme

NUSANTARANEWS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai tingkat ketimpangan di Indonesia bisa mengakibatkan timbulnya radikalisme. Sebab, salah satu munculnya radikalisme adalah tingginya jumlah penduduk miskin di suatu negara.

Untuk diketahui, radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

“Ada enggak sih kaitannya? (radikalisme dengan ketimpangan) Pasti ada! Kalau bicara radikalisme, terorisme, kan hanya detailnya. Namun akarnya kan banyak sekali, salah satu faktornya adalah miskin atau timpang,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Dengan adanya ketimpangan tersebut, kata Suharyanto, penduduk miskin di Indonesia merasa tersisihkan dari negara. Akibatnya, mereka akan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh oknum-oknum yang menginginkan adanya perpecahan di Tanah Air.

“Mereka merasa bukan bagian dari negara ini, tersisihkan, dan tercerabut. Kalau itu terjadi, maka gampang dipengaruhi sehingga timbulkan radikalisme. Namun, itu bukan satu-satunya faktor ya,” kata dia.

Baca Juga:  Ketua Umum DPP IP-KI: "Atas Nama Keadilan Sosial, Tunda Kenaikan PPN 12% Demi Rakyat!"

Sebagai dasar informasi, gini ratio di daerah perkotaan pada September 2016 sebesar 0,409, menurun tipis 0,001 poin dibanding Maret 2016 sebesar 0,410. Sedangkan dibanding September 2015, gini ratio ini menurun 0,010 poin dari sebelumnya sebesar 0,419.

Sementara, gini ratio di daerah pedesaan pada September 2016 sebesar 0,316, menurun 0,011 poin dibanding Maret 2016 sebesar 0,327. Angka ini juga menurun 0,013 poin dibanding September 2015 yang mencapai 0,329. (Richard)

Related Posts

1 of 452