NUSANTARANEWS.CO – Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan, serapan jagung lokal tahun ini mengalami peningkatan.
“Tahun lalu serapan jagung sebesar 7,8 juta ton atau 650 ribu ton per bulan, sekarang 700 ribu ton,” ujarnya kepada wartawan di gedung Kementerian Pertanian, Rabu (18/1/2017).
Sedangkan untuk tahun ini, produksi jagung lokal diprediksi bakal mengalami peningkatan sebesar 12 juta ton sampai tiga bulan ke depan mulai Januari 2017 ini. Peningkatan tersebut terjadi diproyeksikan karena adanya penambahan areal luas tanam sebesar 10.000 hektare oleh pemerintah pada 2016 lalu.
Desianto berujar, pihaknya tidak ingin dibilang tidak bisa menyerap jagung lokal sehingga menjatuhkan harga komoditas tersebut. Pihaknya pun membangun gudang, pengering dan silo untuk memaksimalkan penyerapan jagung para petani.
Silo ini biasa digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak. “Kita harap kapasitas simpan kita hanya dua bulan,” ucapnya.
Selain itu, kata Desianto, Bulog sebagai bagian pemerintah harus mampu berperan sebagai stabilisator dengan menjadi buffer stock atau pasokan penyangga nasional. “Bulog katanya lagi menyiapkan infrastruktur,” katanya.
Jika produksi jagung mampu bertahan memenuhi kebutuhan GPMT, impor akan dapat ditekan tahun ini termasuk impor jagung. “Kalau jagungnya cukup tidak perlu impor gandum,” tutur dia. (Richard)