Beranda Santri
Pagi, I
Sekembali kencang lari bersikejar di raut kumandang azan
belumlah lindap menyambangi bau malam
meski telah terpanggul di parit hari
sejentik cercahan menyelinap diam-diam
tercium aroma kapuk, kasur, guling bantal yang minta diajak tiduri
untuk mimpi di malam tadi tercecer
sewaktu kita, terbenam dalam gelagak tawa
biarlah pagi ini, kantuk kurampung
nanti saja kubayar ayat-ayat suci
terlupa baca sepagi ini
Siang, II
Adakah yang bertanya di kelas tadi
tentang bentuk alfa yang bertengger dibalik namaku
tersebab mata lumpuh disambar dingin hari
belum tertuntaskan pagi tadi
padahal sepanjang lonceng bergelinang
retakan-retakan menggigit hati
membentuk pola wajah ibu
terekam segala kidung sepi melepuh
ibu berladang menghantam panas
mengebiri peluh dan diseduh sebagai kuah
ah, setidaknya tak ada bercak merah
di wajah asatidz siang ini
yang kemudian lusa mencerca-cerca ku
Malam, III
Cerita apalagi kali ini
masih panjang ukur-ukuran waktu
detik dan menit bersepakat lunglai melambat
ku berkisah lalu kau yang berkisah
selalu ada yang tercerita, terus berlanjut
sebab asal muara kisah
belum mau kita bentuk akhiri
biar saja, hingga kopi ini segigil malam
pagi besok, kantuk yang lebur malam ini
baru akan dikunyah
mari, sebelum senja tumbang di umur kita
cerita ini belumlah usai
Ah, kita santri yang buruk
Al Falah, 19 Nov 2016
Kehilangan
Kuburan merintih
siapa menaruh cuka di atas luka
Al Falah, 20 Nov 2016
Muhammad Rifki, dilahirkan di Anjir Pasar Lama, 13 Agustus 1998. Adalah seorang santri di Pesantren Al Falah Putera, Banjarbaru. Kini ia bergiat di organisasi kepenulisan Forum Pena Pesantren/FPP dan komunitas pembatas buku Jakarta. Ingin mengenalnya bisa melalui akun fb: Rifki M atau email: [email protected]