NUSANTARANEWS.CO – Politisi muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menilai bahwa keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang akan kembali memasang Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov), sebagai Ketua DPR RI menggantikan Ade Komarudin (Akom) menunjukkan bahwa kepemimpinan Golkar saat ini sangatlah picik.
Menurut Doli, langkah-langkah politik yang diambil lebih berorientasi pribadi, kelompok, dan konspiratif. Bahkan, keputusan-keputusan yang dihasilkan dan cara pengambilannya pun selalu kontroversial, mengedepankan kepentingan jangka pendek, serta menimbulkan spekulasi adanya pengaruh kekuatan dan kepentingan di luar partai bahkan di luar kepentingan negara.
Doli pun mencontohkan beberapa keputusan yang dianggap kontroversi tersebut. Pertama adalah keputusan untuk mendukung pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada 2017 mendatang.
“Kemudian (kedua) menetapkan Jokowi sebagai Capres 2019, dan terakhir (ketiga) adalah ngotot mendudukkan kembali Setya Novanto sebagai Ketua DPR,” ujarnya.
Golkar saat ini, lanjut Doli, tidak lagi berada pada posisi sebagai kekuatan politik yang punya visi besar di dalam membangun negara. Narasi besar Golkar di dalam mewujudkan cita-cita bangsa telah dikalahkan dengan diskusi-diskusi kecil rebutan kursi dan proyek.
“Latar belakang itulah yang melahirkan keputusan-keputusan seperti di Rapat Pleno kemarin tentang pergantian Akom ke Setnov,” katanya. (Deni)