NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi I DPR RI, Arief Suditomo, menyampaikan bahwa kalaupun ada pergantian Panglima TNI, maka itu tidak ada hubungannya dengan aksi unjuk rasa pada Jum’at 4 November 2016 yang lalu.
“Itu kan memang merupakan proses yang biasa di tubuh TNI, saya kira nggak ada hubungannya ya. Kalau memang terjadi pergantian kan itu hal yang rutin ya,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung Nusantara I DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Menurutnya, pergantian Panglima TNI biasanya memang suatu kebutuhan dan siklus rutin yang selalu terjadi di tubuh TNI. Untuk itu, lanjut Arief, semua pihak harus menghormati pergantian tersebut karena itu adalah urusan internal TNI.
“Siklus itu kan memang sudah ada, dan hal-hal seperti itu kan Presiden pasti memastikan bahwa keputusan-keputusan yang nanti akan diambil sesuai dengan tradisi dan aturan, jadi kita serahkan sepenuhnya kepada Presiden,” ujarnya.
Namun, Arief mengatakan, jika memang terjadi pergantian, maka sosok pengganti haruslah orang yang memahami dan mengerti tantangan-tantangan yang harus dihadapi TNI ke depannya.
“Hal-hal yang terkait aspek pertahanan, internal yang terkait krosier yang selalu digemakan oleh Komisi I. Aspek pertahanan dalam negeri, juga harus diantisipasi proxy war atau sifatnya interaksi global, nah jangan sampai kita jadi bagian dari korban dan ini juga harus dipahami,” katanya.
Selain itu, Arief menambahkan, sosok pengganti Panglima TNI juga harus bisa menentukan langkah-langkah prioritas yang strategis demi kemajuan TNI.
“Saya pikir bagaimana Panglima TNI bisa melakukan penentuan-penentuan prioritas, pembaharuan, pemeliharaan alutsista, untuk kesejahteraan prajurit dan untuk terkait dengan operasi militer, inilah yang harus diprioritaskan secara strategis,” ujarnya lagi. (Deni)