NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tambang emas di Silo Jember yang dinilai merugikan warga, dipastikan banjir penolakan. Tak hanya warga saja, calon bupati Jember gus Fawait juga melakukan hal serupa. Calon bupati Jember Muhammad Fawait atau gus Fawait memastikan akan berdiri terdepan bersama warga Silo Jember untuk menolak keberadaan tambang emas di wilayah tersebut.
“Kalau masyarakat dan fraksi Gerindra DPRD di Jember menolak tambang galian A di Silo maka saya bersama pak Djoko (Gus Fawait Djos) akan berdiri terdepan untuk menolaknya,” kata Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini, selasa (29/10/2024).
Menurutnya, sudah lama masyarakat di Silo Jember menolak keberadaan tambang emas tersebut. “Salah satu alasan mengapa masyarakat menolak tambang ialah karena mereka sudah cukup puas dengan hasil kebun yang berlimpah. Mereka justru khawatir pertambangan dapat merusak lingkungan dan membuat mereka kehilangan mata pencarian,” katanya.
Ia lalu menjelaskan jika tambang emas tersebut dibiarkan bukan hanya kerusakan lingkungan, bahkan sumber mata air terbesar di wilayah itu untuk irigasi juga akan mati.
“Aktivitas pertambangan yang tidak mengindahkan keselamatan lingkungan telah lama menjadi momok mengerikan bagi masyarakat, selain menyebabkan eskalasi konflik lahan, pertambangan juga mengakibatkan peningkatan bencana ekologis yang tidak bisa dibiarkan,” jelasnya.
Gus Fawait mengatakan di kecamatan Silo Jember banyak potensi alam yang luar biasa. “Kalau saya ditakdirkan bupati Jember maka saya pastikan potensi alam yang ada bisa dimaksimalkan dengan cara menggelontorkan bantuan pupuk subsidi bagi petani padi, petani kopi maupun petani komoditi lainnya yang ada di Silo Jember,” tandasnya.
Warga menolak tambang emas di Silo karena beberapa alasan, di antaranya: Kerusakan lingkungan, Ancaman bencana ekologis, Ancaman pada pertanian, Risiko eskalasi konflik lahan.
Selain itu, warga juga menolak tambang emas di Silo karena hasil bahtsul masa’il LBM NU Jember menyatakan bahwa penambangan emas di blok Silo haram hukumnya, Perjuangan masyarakat Silo dikuatkan dengan Deklarasi Kyai Kampoeng Tolak Tambang, Solidaritas bersama dan kepentingan yang sama, seperti kepentingan pemilik lahan yang ingin menjadikan tanahnya sebagai perkebunan. (setya)