Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Rekrut 3000 Pejuang, Hamas Bangun Kembali Pasukan di Gaza Utara

Rekrut 3000 Pejuang, Hamas Bangun Kembali Pasukan di Gaza Utara

NUSANTARANEWS.CO, Gaza – Di Tengah pergerakan pasukan Zionis Israel memperluas perangnya ke Tepi Barat, para pejuang Palestina di Gaza terus melakukan perlawanan sejak serangan 7 Oktober tahun lalu.

Dalan sebuah studi gabungan oleh Critical Threats Project (CTP) dan Institute for the Study of War (ISW) bulan lalu – mengungkapkan bahwa setelah 10 bulan perang, tentara Zionis hanya berhasil mengalahkan tiga dari 24 batalyon Brigade Qassam Hamas.

Seperti dirilis CNN pada 5 Agustus yang mengutip hasil studi tersebut: “Hingga 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon ini yang tidak efektif dalam pertempuran”.

CNN juga melaporkan pendapat pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS Peter Mansoor yang mengatakan: “Jika batalyon Hamas sebagian besar telah dihancurkan (seperti yang diklaim Israel), pasukan Israel tidak akan tetap bertempur hingag hari ini,” ujarnya.

Sementara mantan ombudsman militer Israel Yitzhak Brik mengatakan pada akhir Juni bahwa jumlah pejuang Palestina yang diklaim telah dibunuh oleh militer adalah palsu dan bahwa pasukan Israel mengalami kerugian besar,

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmennya Dalam Menyukseskan Pilkada 2024

Pada bulan Mei, sumber militer mengatakan kepada harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth bahwa Hamas tidak akan dikalahkan secara meyakinkan di Gaza hingga tahun 2026 atau 2027.

Apalagi baru-baru ini, Hamas dilaporkan Tengah membangun kembali kemampuan militernya di Jalur Gaza utara dengan merekrut 3.000 pejuang baru” guna menghadapi perang genosida Israel.

Channel 12 News melaporkan bahwa, meskipun Hamas mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh gempuran tentara Israel di Gaza – informasi terbaru menggambarkan bahwa diperkirakan sekitar 3.000 pejuang baru telah direkrut ke dalam gerakan tersebut yang dilengkapi dengan senjata dan amunisi.

Perkembangan ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat keamanan Israel, karena hal ini menunjukkan bagaimana kemampuan Hamas untuk segera pulih meskipun mengalami kerusakan parah di awal perang. (AS)

Related Posts

1 of 27