NUSANTARANEWS.CO – Presiden Joko Widodo dengan semangat Hari Santri Nasional mengajak kembali seluruh santri menemukan kembali api semangat yang berkobar-kobar 71 tahun yang lalu ketika Kyai Hasyim Asy’ari menyampaikan resolusi jihad. Dimana Kyai Hasyim Asy’ari mampu membakar semangat para santri untuk melawan penjajah.
Ajakan tersebut diserukan Presiden saat menyampaikan sambutannya dalam pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke-7 Tahun 2016 di Serang – Banten, Sabtu (22/10) malam.
“Dengan resolusi jihad itu, para santri berjuang bersama-sama dengan elemen bahasa yang lain untuk membela tanah airnya sampai titik darah penghabisan, akhirnya sejarah mencatat para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut,” seru Presiden di hadapan para santri.
Menurut Jokowi, setelah seruan Kyai Hasyim Asy’ari 71 tahun berlalu, api semangat jihad itu tidak boleh padam. Bahkan, lanjut Jokowi, api semangat jihad harus menjadi bagian penting dalam membentuk kemerdekaan, semangat kemerdekaan, semangat kebangsaan, semangat keindonesiaan dari para santri di seluruh penjuru tanah air.
“Api semangat harus hidup terus di dada para santri untuk berjuang menghadapi tantangan tantangan baru di era kemerdekaan ini,” seru Presiden dipenuhi gemuruh sambutan dari ribuan santri yang memenuhi tribun Stadiun Maulana Yusuf Serang.
Tidak hanya itu, Presiden juga mendorong para santri untuk senantiasa menyalakan api jihad dalam menghadapi kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan sosial. Sebab bangsa Indoneesia adalah bangsa yang besar. Maka untuk jadi bangsa yang besar yang diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia, menurut Jokowi, seluruh anak bangsa mesti memiliki semangat kebangsaan.
“Kekuatan kita bukan semata-mata jumlah penduduk yang besar ataupun kekayaan alam yang berlimpah, tapi kekuatan kita sebagai bangsa sesungguhnya adalah semangat jihad kebangsaan. Semangat cinta tanah air yang telah diwariskan oleh para ulama pendahulu kita, dengan mewarisi semangat itu, saya berharap para santri berlomba-lomba meningkatkan kemampuan diri, terutama mengasah diri di bidang ilmu pengetahuan teknologi dan berprestasi di bidang olahraga serta tidak lupa membangun kepribadian bangsa dengan menyemarakkan seni dan budaya,” ujar Presiden.
Bagi Presiden, itulah jihad kebangsaan, jihad untuk menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang produktif bangsa yang inovatif dan pantang menyerah. “Saya yakin, dengan bekal semangat itu kita akan semakin optimis menghadapi segala hambatan dan tantangan untuk menjadi bangsa pemenang,” ujar Presiden mengakhiri sambutannya. (Sule/red-02).