NUSANTARANEWS.CO, Damaskus – Angkatan Udara Suriah dan Rusia gelar latihan bersama yang melibatkan dua jet tempur Su-35 dan enam jet tempur Mig-23 dan Mig-29 Suriah, kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Simulasi tempur digelar dalam rangka mencegat jet tempur dan drone musuh, di mana jet-jet tempur Suriah melakukan intersep dengan dukungan jet-jet tempur Rusia.
“Semua target ilusif dipantau dan dihancurkan sepenuhnya, sementara target udara ditembak di malam hari untuk pertama kalinya,” kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan. Kemhan juga merilis video terkait jet-jet tempur yang dilaporkan ikut serta dalam latihan tersebut.
Gelar tempur udara tersebut dilaporkan menyusul setelah jet-jet tempur dilaporkan melakukan serangan rudal pada Senin malam di pedesaan selatan Damaskus.
Seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip saluran pemerintah mengatakan bahwa jet-jet tempur Israel menembakkan beberapa rudal saat terbang di atas Dataran Tinggi Golan pada hari Senin menjelang tengah malam. Pejabat militer itu juga menambahkan bahwa pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal.
Sumber itu juga menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan material.
Sementera media lokal melaporkan bahwa ledakan keras terdengar di daerah itu. Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan bahwa serangan udara itu menargetkan situs-situs di pedesaan selatan Damaskus yang menjadi basis militer gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon dan unit pertahanan udara Suriah.
Agresi Israel terbaru terjadi kurang dari tiga minggu setelah setidaknya tiga orang tewas dalam serangan udara rezim di pinggiran Damaskus.
Israel kerap menyerang posisi gerakan perlawanan Hizbullah yang memegang peranan kunci dalam membantu tentara Suriah memerangi kelompok teroris di negara itu.
Israel yang telah menjadi pendukung utama kelompok teroris penentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad tampaknya mulai frustasi melihat keberhasilan Damaskus dalam memberantas kelompok-kelompok teroris yang sempat menguasai 70% wilayah Suriah.
Sejauh ini, Presiden Assad telah berkali-kali melaporkan tindakan agresi Israel tersebut ke PBB. Namun hasilnya nihil hingga hari ini. (AS)