KolomMancanegaraOpiniTerbaru

Aneh, Israel Sebagai Negara Penggusur dan Pembantai Rakyat Palestina Terus Dibela

Aneh, Israel Sebagai Negara Penggusur dan Pembantai Rakyat Palestina Terus Dibela
Aneh, Israel sebagai negara penggusur dan pembantai rakyat Palestina terus dibela/Foto: Palestine Chronicle

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Hingga hari ini, Israel terus berupaya keras dengan segala cara untuk mendeskreditkan para pejuang kemerdekaan Palestina sebagai teroris. Bahkan baru-baru ini, Israel telah menyatakan bahwa enam kelompok hak asasi manusia Palestina terkemuka sebagai “organisasi teroris”.

Hal tersebut dilaporkan oleh pejabat Israel pada hari Minggu yang berencana membagikan data intelijen tersebut kepada Amerika Serikat (AS), sekaligus sebagai langkah taktis melarang organisasi terkemuka di komunitas hak asasi manusia Palestina. Padahal kelompok-kelompok HAM tersebut sebagian besar didanai oleh negara-negara Eropa.

Israel mungkin gerah dengan kegiatan kelompok HAM Palestina tersebut yang kerap mendeokumentasikan dan melaporkan pelanggaran Israel terhadap hak-hak tahanan dan anak-anak, serta mengungkap kejahatan perangnya.

Seperti diungkapkan Shawan Jabareen, direktur al-Haq, salah satu organisasi yang dituding teroris oleh Israel memberikan bukti bahwa Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz adalah seorang penjahat perang. Gantz adalah Komandan militer Israel pada tahun 2014 ketika menyerang Gaza yang menewaskan sedikitnya 1.450 warga sipil, termasuk sekitar 550 anak-anak. Dengan congkak Gantz mengatakan bahwa dia telah mengirim Gaza “kembali ke Zaman Batu”.

Baca Juga:  Turun Gunung di Lumajang, Ribuan Emak PKS Berjibaku Menangkan Kbofifah-Emil di Pilgub

Israel memang berencana sekali mengayuh dua pulau terlampaui dengan klaimnya tersebut. Pertama bukti intelijen yang sifatnya rahasia sangat mustahil untuk dibantah oleh AS dan Eropa. Dan kedua, bahwa setiap hubungan oleh siapa pun dalam kelompok-kelompok ini dapat disebut sebagai pendukung terorisme.

Seperti peristiwa pemboman sebuah Blok Menara di Gaza dalam perang Hamas-Israel pada bulan Mei lalu yang diketahui sebagai kantor bagi banyak organisasi media. Di mana Israel mengklaim bahwa bangunan tersebut merupakan markas gerilyawan Palestina tanpa bukti apa pun.

Israel sebagai negara penjajah dengan arogan terus mendiskriminasi warga Palestina yang berada di bawah penjajahannya.

Sementara itu, proyek penggusuran dan penghancuran pemukiman warga Palestina di wilayah pendudukan terus berlanjut. Seperti baru-baru ini sebuah rumah warga Palestina di kota Lod di distrik pusat wilayah pendudukan telah dihancurkan, lapor media Palestina.

Menurut laporan itu, pada hari Minggu, buldoser Israel yang dikawal oleh pasukan bersenjata merangsek lingkungan al-Mahatta di kota Lod dan menghancurkan sebuah rumah.

Baca Juga:  Marthin Billa Minta Masyarakat Kaltara Tetap Jaga Kedamaian di Pilkada

Rumah yang yang dihancurkan tersebut adalah tempat tinggal Ibrahim Touri, seorang pria Palestina yang memiliki kewarganegaraan Israel. Dengan dalih rumah itu dibangun tanpa izin pihak Zionis Israel meratakan rumah Ibrahim.

“Pembongkaran rumah dilakukan dengan dalih dibangun tanpa izin dari rezim Israel,” kata Touri.

Israel terus menghancurkan rumah-rumah pemukim Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dengan dalih dibangun “tanpa izin” – yang memang hampir tidak mungkin diperoleh oleh warga Palestina.

Zionis Israel terkadang memerintahkan pemilik rumah untuk menghancurkan rumah mereka sendiri atau membayar biaya pembongkaran sebagai gantinya.

Sebelumnya, pada Kamis lalu, pihak Zionis kembali menggusur penduduk dan meratakan semua bangunan di desa Palestina di Araqib di gurun Negev untuk ke-194 kali.

Sejauh ini, warga Palestina hanya berjumlah 21 persen dari total populasi Israel yang berjumlah lebih dari 9,3 juta. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,050