NUSANTARANEWS.CO – Di sela-sela KTT G20 Hanzhou, sejumlah pertemuan bilateral dilangsungkan oleh masing-masing negara anggota. Perdana Menteri Inggris Theresa May melakukan pertemuan bilateral pertamanya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana May terang-terangan ingin membangun hubungan yang lebih terbuka dengan Rusia, meski ada sejumlah perbedaan pandangan.
Beberapa tahun belakangan memang hubungan bilateral kedua negara memburuk seiring dukungan Rusia pada Presiden Suriah Bashar Al Assad dan dugaan pembunuhan dengan racun mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko di London. Meskipun begitu, May berharap bisa memulai hubungan dengan dialog yang terbuka.
Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kedua pihak membahas isu migran dan penerapan perjanjian Uni Eropa-Turki. Merkel melihat kemungkinan adanya hasil positif dalam perundingan pembebasan visa bagi warga Turki, tetapi pelaksanaannya masih membutuhkan waktu beberapa minggu lagi.
Pembebasan visa bagi warga Turki yang masuk ke Uni Eropa adalah salah satu insentif bagi Turki yang ada dalam perjanjian untuk membatasi arus migran yang menyebrang Laut Tengah menuju ke Eropa. Tetapi Jerman meminta Turki memodifikasi definisi teroris dan aturan yang diberlakukan terhadap pihak yang dinilai sebagai teroris, sehingga wartawan dan akademisi tidak dimasukkan dalam kategori ini dan ditangkap. Namun Turki belum bisa menyepakati kompromi tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Merkel berharap Turki mencabut larangan bagi anggota parlemen Jerman mengunjungi personil militer mereka yang berada di pangkalan udara Incirlik Turki. Namun Turki menolak permintaan tersebut, di duga penolakan tersebut terkait pernyataan parlemen Jerman Juni lalu yang menyebut pembunuhan warga Armenia oleh pasukan Ottoman Turki satu abad lalu sebagai genosida.
Pertemuan bilateral lain yang tak kalah menarik adalah antara Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Kedua menlu memanfaatkan pertemuan di sela-sela KTT G20 untuk membahas upaya mengakhiri perang saudara di Suriah. Teermasuk menjajaki kemungkinan kemitraan militer Amerika-Rusia melawan kelompok-kelompok ekstremis di negara itu.
KTT G20 kali ini, dihadiri sejumlah negara tamu yakni Spanyol, Chad, Mesir, Kazakhstan, Laos, Senegal, Singapura dan Thailand. Hadir pula sejumlah pemimpin dan perwakilan organisasi internasional, antara lain PBB, Bank Dunia, Organisasi Buruh Internasional ILO, Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Dana Moneter Internasional IMF dan lainnya.(Banyu)