NUSANTARANEWS.CO – Menurut Badan Amal Disasters Emergency Committee, ada sekitar 145.000 pengungsi Rohingya dari kalangan anak-anak dan mereka menghadapi kekurangan gizi setelah melarikan diri dari kampung halaman mereka di Rakhine State, Myanmar.
Dalam enam minggu terakhir, sudah lebih dari 500.000 pengungsi Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Dan dari setengah juta pengungsi itu, 145.000 adalah anak-anak.
Saat ini, seperti dilaporkan Disasters Emergency Committee, setidaknya sudah ada 14.000 anak pengungsi Rohingya di Bangladesh menderita malnutrisi akut parah.
Lebih dari 50.000 wanita hamil dan menyusui juga sangat membutuhkan asupan makanan yang layak.
Evan Schuurman, juru bicara tim respon kemanusiaan Save the Children di Cox’s Bazar, Bangladesh, mengatakan kepada The Independent bahwa krisis kemanusiaan etnis Rohingya telah memberikan tantangan terbesar bagi upaya bantuan kemanusiaan, terutama kepada anak-anak dan keluarga.
Sementara Steve Taravella, juru bicara senior WFP mengatakan bahwa krisis kemanusiaan ini membuat para pengungsi putus asa karena berbagai keadaan termasuk terpisah dari sanak keluarga, bantuan kemanusiaan dihalangi, dan keparan dahsyat yang melanda para pengungsi, ditambah lagi masalah di Bangladesh yang masih terus membelenggu negara tersebut.
Menurut Steve, Bangladesh kini tengah disibukkan dengan pekerjaan negara yang sedang berjuang mengelola kebutuhan pembangunan. Sementara di sisi lain, keberadaan pengungsi di Cox’s Bazar juga harus menjadi perhatian. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)