Peristiwa

Di Depan Anggota DPR Se-Jatim, Cak Imin Curhat Video Kejutkan Dirinya

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar membuka acara Bimtek Fraksi PKB Se-Jatim/Foto Ahmad Hatim/Nusantaranews
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar membuka acara Bimtek Fraksi PKB Se-Jatim/Foto Ahmad Hatim/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar (cak Imin) membuka acara bimbingan tekhnis (Bimtek) fraksi PKB se-Jatim di hotel Millenium, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017). Dihadapan para peserta Bimtek, cak Imin mengungkapkan semakin meningkatnya gejala fundamentalisme yang mengatasamakan agama di Indonesia.

Cak Imin menceritakan dirinya bar saja dikejutkan dengan video bertendensi diskriminasi terhadap paham Islam Rahmatan Lil Alamin yang selama ini menjadi nilai perjuangan partainya.

“Tadi pagi saya dikejutkan sebuah video singkat yang ditayangkan di seluruh Jakarta. Intinya pesan dari video itu mau menunjukkan bahwa Islam Rahmatan Lil Alamin telah finish, Islam Rahmatan Lil Alamin munafik, Islam Rahmatan Lil Alamin buntu. Ini sangat membahayakan, dimana Islam Rahamatan Lil Alamin dianggap tidak penting dalam perjuangan islam,” ujar cak Imin saat memberikan pidato sambutan saat membuka acara Bimtek FPKB Se-Jatim di hotel Millenium, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).

Cak Imin menganggap penayangan video tersebut menunjukkan kesengajaan untuk mengacaukan situasi di masyarakat. Menurutnya, berbagai gejala meningkatnya fundamentalisme agama tersebut menjadi tantangan bagi para anggota DPR FPKB untuk membentengi masyarakat supaya tidak terpengaruh.

Baca Juga:  Peduli Bencana, PJ Bupati Pamekasan Beri Bantuan Makanan kepada Korban Banjir

Karena itu, lanjut cak Imin, Bimtek menjadi kegiatan penting yang harus ditraadisikan di PKB.

“Konsolidasi atau bimtek atau rakor (rapt kordinasi) menjadi sangat penting dan intensif untuk dilakukan, apalagi ditengah perubahan cepat yang tidak terbayangkan sebelumnya telah terjadi,” ucapnya.

Cak Imin menyampaikan stabilitas politik nasional sedang mengalami gangguan. Ia memandang adanya pengaruh situasi ekonomi dunia yang memberi efek negatif bagi kondisi politik dalam negeri.

“Apa yang terjadi di Indonesia diawali dari kondisi ekonomi global yang buruk. Matinya industri di belahan dunia dan negara kita. Ini karena masa industri sudah tua, mengalami penuaan, tiba-tiba ditengah kelesuan itu muncul dengan apa yang disebut information technology atau tekhnologi informasi yang muncul diluar bayangan kita. Tekhnologi informasi ini menjadi sarana yang merubah semua pandangan kita,” paparnya.

Reporter: Hatim Castro

Related Posts

1 of 453