YANG MANAKALA SOTO
bersama Ahmad yang rumahnya menghadap
ke depan, musim hujan telat bulan dan
sepasang sapi yang terserang pilek
enggan bergandengan, saya nikmati
jalan mengenang jalan yang terus aus
digesek roda tak kunjung sampai.
inilah sawah di mana tikus
tentulah mati di lumbung padi
biji-biji saban panen tumbuh
kembali. sambil nyetir manakala lurus
saya bayangkan setiap wanita sumringah
sebagai ratu di muka tungku.
aroma bumbu menguap ke cakrawala
di sela gerimis menapak rintik dan
rindu yang manakala menikung
jalan ini lantas kehilangan ujungnya.
sejurus kenang menjelma hujan
lebat dan gemulai.
“Mari menyisi dan berteduh
songkok nasionalmu belum siaga
untuk setiap perkara yang tiba-tiba.
Memang agak susah mengingat Jas Hujan,
selain Tuhan.” kata Ahmad yang rumahnya
menghadap ke depan.
di warung itu kami ketemu pedagang
kambing; kambing-kambing yang
mengajari gembala, kambing-kambing
yang manakala mengembek lebih makbul
ketimabang doa yang tidak merdeka,
kambing yang 2 jam kemudian
menyurutkan hujan menggugah
masing-masing kesadaran: dingin
dan gigil. adakah soto
sanggup menghangatkan?
Sumenep, 2012
Simak:
Sebuah Toko Sebuah Buku dan Cerita yang Terselip
Karikatur di Atas Wastafel
Sipulan K. Langka, Alumnus STSI Bandung. Pelaku seni, pimpinan teater Kalangka Madura. Kini Mukim di Sumenep.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com.