Puisi Adithia Syahbana*
Wanita Penyuka Bintang
/1/
Wanita penyuka bintang
Monokrom monoton kaku
Menggambar awan antara
Gugus bintang bungsu
Bumi paling tanah
Bentuknya naturalis ringis
Malam satu suro
/2/
Pinus, Mahoni berseteru
Dalam serikat pengawal
Siapa berjajar jadi jalan
Wanita penyuka bintang
Berdiri antara gugur daun
Tanah semi
Di lahan kelahiran
Batu vertikal tubuh
Wanita penyuka bintang merah
Tidur pada siang menggambar matahari
Dalam malam
/3/
Mata kertas candimu
Memandang senja penuh abu
Hati paling vulkanik rindih
Penghujan dalam jalan awan
Tumpang tindih habis perih
Lirih biolamu
Wanita penyuka bintang
Tetak kiri,,,
Hanya bintang dan bumi
Di antaranya bentang benang putih
Yang tak kunjung hitam
Walau monokrom sekujur
Retorika kaki
Cirebon, 2018
Rebahan Di Ribaanmu
Rebahan di ribaanmu
Ingin paling gunung kini
Etikanya,
Selimut rumah semut di bawah kabut
Dalam kemala,
Keapian yang doa
Dalam sekujur bekas bebakaran
Si Syair sembung itu
Di bawah kartika bisu
Cirebon, 2018
Tidurlah Sehabis Ketiduranmu
Tidurlah,
Biarkan tahajud menjelma tubuhmu
Tidurlah,
Biarkan surau menjelma puisimu
Tidurlah,
Biarkan biar menjelma pedulimu
Tidurlah,
Sehabis ketiduranmu.
Cirebon, 2018
Adithia Syahbana, bermukim di Cirebon, Jawa Barat. Bergiat di komunitas Senja Sastra Cirebon (SENTRA) dan Juang Sastra Unswagati. Puisinya tersiar di koran lokal seperti Riau Pos, Kabar Cirebon, dan Radar Cirebon juga media online seperti Simalaba.net dan Takanta.id . Telah menerbitkan buku pertamanya berupa Antologi Puisi “Terima Kasih Wanitaku”.