Usai Rapat, Dirut Freeport Hardik Anggota Komisi VII DPR

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, Mukhtar Tompo/Foto: Dok. lintasparlemen

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, Mukhtar Tompo/Foto: Dok. lintasparlemen

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Usai menjalani rapat tertutup dengan pembahasan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017, Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim, menghardik dan mengacungkan telunjuk ke dada Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, Mukhtar Tompo.

Menurut Chappy, dirinya sendiri pun masih bingung kenapa Chappy bisa naik pitam seperti itu. Namun, Ia mengatakan, mungkin Chappy merasa tersinggung dengan pemaparan fakta yang disampaikan olehnya.

“Sampai sekarang saya masih bingung. Saya kan hanya menyampaikan supaya jawaban-jawaban dari PT Freeport ini terkait pembangunan smelter yang juga ditanyakan teman-teman (komisi) lain, ya kiranya bisa konsisten (bangun smelter),” ungkapnya kepada wartawan di Ruang Rapat Komisi VII DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (09/02/2017).

Padahal, lanjut Mukhtar, dirinya hanya menyampaikan apa yang telah disampaikan secara tertulis oleh pihak Freeport. Ia mengatakan, pihak Freeport tidak konsisten dengan apa yang telah disampaikan sebelumnya.

“Dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya dan dari jawaban sebelumnya. Apalagi ada jawaban dari Freeport yang tertulis, jadi jangan melenceng dari situ (jawaban tertulis). Kemudian jawabannya Freeport dengan Gresik supaya sama dan seirama. Jangan katanya sudah 50% jadi sudah siap, sudah ini itu, tapi ternyata di Gresik di bilang baru 1%. Itu yang saya maksud supaya tidak bias informasi, kalau bisa komunikasi dulu lah,” ujarnya.

Bahkan, Mukhtar menegaskan, jika perlu buatlah komunikasi sebelum memberika pernyataan ke anggota DPR, apalgi ke publik.

“Substansinya sebenarnya soal tidak adanya konsistensi Freeport, sebetulnya dia tidak membangun smelter. Padahal itu kan amanat UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang mewajibkan perusahaan tambang itu membangun smelter,” katanya.

Mukhtar pun menceritakan kronologi kejadian hardikan dan perlakuan kasar dari Chappy Hakim tersebut. “Pas ditutup rapat, terus lazim kan kita jabat-jabat tngan, udah pas saya mau ke Pak Chappy, langsung ditampik begini (ditepis jabat tangan), baru dia kasih gini saya (sambil mempraktekan), nunjuk-nunjuk,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Mukhtar, selain melakukan perlakuan kasar, Chappy Hakim pun menghardik dirinya. “Marah ditunjuk begini, ‘kau jangan macam-macam, mana yang kau bilang tidak konsisten itu hah,,mana hah?! Saya ini orang konsisten’. Langsung dia pergi gitu, kejadiannya jam 15.10,” ungkapnya menirukan perlakuan.

Hal itu pun, menurut Mukhtar, disaksikan oleh semua orang yang ada di ruang rapat tersebut. “Dan disaksikan seluruh mitra dan pimpinan dan anggota komisi. Dan tadi juga teman-teman mitra langsung ke saya semua, maksudnya dia marah ini agak khawatir nih loh. Artinya mereka (mitra yang lain) juga ini dia menyampaikan lewat nuraninya bahwa salah ini,” ungkapnya.

Sedangkan terkait proses hukum, Mukhtar menambahkan, dirinya akan mengikuti arahan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO).

“Ya saya mengikuti saran dari ketua umum partai saya, saya belum komunikasi lebih lanjut. Katanya (Oso), kalau masih ada di situ langsung tonjok aja lagi, ya tidak trima lah (Oso),” ujarnya.

Reporter: Rudi Niwarta DM

Exit mobile version