Unhan Bahas Berbagai Perspektif pada IIDSS

Universitas Pertahanan (Unhan) pada tanggal 12-13 Juli 2017 menyelenggarakan Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS). (Foto: Dok. Unhan)

NUSANTARANEWS.CO, Bogor – Universitas Pertahanan (Unhan) pada tanggal 12-13 Juli 2017 menyelenggarakan Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) mengundang para pembicara sebagai pakar pertahanan dari beberapa negara dengan peserta lebih dari 1.000 orang.

Dari perspektif defense studies, dibahas pentingnya anggaran pertahanan yang berfokus pada pengalaman pengadaan Alutsista di Indonesia dan menggarisbawahi penyeimbangan dan pengembangkan industri pertahanan nasional yang berkelanjutan. Perspektif ini disampaikan oleh Profesor Ron Matthews dari UK Defense Academy, yang diperkuat oleh pendapat Mr. Siemon T. Wezeman, seorang peneliti senior pada SIPRI’s Arms and Military Expenditure Programme, Swedia dan Mantan Seskab Andi Widjajanto.

Bahkan Andi Wijayanto menjelaskan hubungan antara politik dan ekonomi dengan belanja pertahanan, khususnya di Asia Tenggara. Ia meyakini bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling mungkin di kawasan untuk mengembangkan kompetensi produksi persenjataan.

Terkait situasi terkini dengan adanya potensi ancaman rudal Korea Utara, dibahas ciri-ciri utama ancaman udara yang muncul agar dapat diidentifikasi oleh Ground Based Air Defense (GBAD), sebuah sistem penting yang dikembangkan untuk mengatasi evolusi ancaman. Kebutuhan untuk menangkis serangan rudal Korea Utara dibahas dari perspektif defense technologies oleh Mr. Sveinung Alne, seorang Chief Systems Engineer pada perusahaan persenjataan di Kongsberg, Norwegia.

Kemampuan tersebut penting bagi industri pertahanan nasional yang berkelanjutan mencapai kemandirian teknologi sekaligus menjamin keamanan dan stabilitas sebagaimana disampaikan oleh Yayat Ruyat, Vice President PT. Pindad.

Kompleksitas isu keamanan juga menyangkut sektor energi. Para peserta seminar sepakat bahwa ketahanan energi merupakan suatu kondisi yang patut menjadi perhatian militer mengingat pentingnya memenuhi kebutuhan energi dalam menjamin kelancaran tugas-tugas operasional.

Pembahasan ketahanan energi secara komprehensif disampaikan oleh pembicara dari Amerika Serikat, Mr. Stephen R. Gorin, Director of Department of Defense (DoD) Energy Programs National Renewable Energy Laboratory (NREL). Ia juga mempresentasikan contoh pengaruh teknologi terhadap pertahanan dan pentingnya energi mendukung kebutuhan militer.

“Hasil diskusi seminar mencermati tinjauan ancaman yang terus berevolusi sehingga perkembangan teknologi di bidang pertahanan sangat penting bagi Indonesia untuk memberdayakan sejumlah institusi, termasuk pemerintah dan juga berbagai organisasi yang melaksanakan penelitian dan pengembangan untuk kepentingan nasional bidang pertahanan-keamanan,” kata Ketua Seminar IIDSS Laksda TNI Dr. Amarulla Octavian.

Pewarta: Eriec Dieda

Exit mobile version