Budaya / SeniResensi

Ujian Kehidupan Dalam Novel Inspiratif Cinta Segala Musim

Cinta Segala Musim. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Istimewa)
Cinta Segala Musim. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Istimewa)

Judul Buku : Cinta Segala Musim

Penulis : Maya Lestari GF

Penerbit : Indiva Media Kreasi

Cetakan : I, Juni 2016

Tebal : 224 Halaman

ISBN : 978-602-1614-59-4

Peresensi: M Ivan Aulia Rokhman*

NUSANTARANEWS.CO – Ketika Rampak, lelaki yang sangat dicintai Rae mengalami kejatuhan yang paling menyakitkan dalam hidupnya, Rae dipaksa untuk menghadapi dua pilihan, tetap bersama Rampak dalam penderitaan atau pergi, meninggalkan Rampak untuk menyongsong hidup yang lebih nyaman. Di tengah guncangan yang melimbungkan Rae memutuskan untuk menghadapi semuanya. Jika Rampak tak menyerah, dia pun tak ingin kalah.

Sebuah novel yang sangat inspiratif, menceritakan tentang sepasang suami istri yang mengalami goncangan kehidupan yang begitu drastis. Mereka memang jatuh miskin. Merasakan perbedaan pola hidup yang sangat kontras. Namun, justru dalam keterpurukan, mereka mampu tampil sebagai sepasang pahlawan yang memberi kemanfaatan.

Rae dan Rampak mengalami ujian dalam rumah tangga mereka di tahun keenam pernikahan mereka. Rae yang sebelumnya dimanjakan Rampak dalam sebuah rumah mewah harus rela pindah ke rumah kontrakan yang sangat sederhana. Kebiasaan Rae mengikuti aneka model fashion pun harus ia tinggalkan. Semua bermula karena usaha yang dikelola Rampak mengalami kebangkrutan.

Baca Juga:  Film Lafran, Biopic Pendiri HMI, Tayang 20 Juni

Rampak merintis usahanya dari nol. Tidak ada campur tangan orang tuanya atau pun mertuanya yang kaya raya. Semua ia peroleh dari tetes keringatnya sendiri. semua usahanya berkembang. Usaha perumahan melesat, ia juga menginvestasikan uangnya untuk membeli beberapa ruko dan kemudian mengontrakkannya.

Semua aset yang dimiliki Rampak harus dijual karena Rampak ditipu oleh temannya. Pada sebuah project perumahan, Ia mempercayakan temannya yang membangun. Namun, teman tersebut tidak membangun sesuai aspek. Sehingga banyak kekurangan dan Rampak dituntut untuk mengganti rugi. Hal itulah yang membuat semua aset yang dimiliki Rampak harus dijual.

Orang tua tentunya tidak ingin melihat anaknya menderita. Begitu pun orang tua Rae. Melihat menantunya bangkrut dan anaknya harus menyertai suami pindah ke kontrakan yang kecil, orang tua Rae menawarkan bantuan. Tidak hanya itu, mereka juga menawarkan pekerjaan kepada Rampak. Tapi, semua itu ditolak Rampak. Ia tetap ingin bangkit tanpa bantuan orang tua atau mertuanya.

Ketika keuangan mereka semakin menipis, Rae hamil. Hal yang telah mereka nantikan itu seolah datang di saat yang tidak tepat. Ketika ekonomi sedang sulit dan rampak tidak punya pekerjaan apa pun. Rae sempat kembali ke rumah orang tuanya, namun ia merasa tidak utuh tanpa kehadiran Rampak di sisinya, Rae pun kembali ke rumah kontrakannya yang sederhana dan memulai membuat kue untuk dijual karena Rampak tak kunjung mendapat pekerjaan.

Baca Juga:  Film Lafran, Biopic Pendiri HMI, Tayang 20 Juni

Ujian rupanya tak henti begitu saja di kehidupan rumah tangga Rampak dan Rae. Mereka kembali diuji oleh satu hal yang membuat Rae kembali ke rumah orang tuanya. Rampak pun terusir dan merasa tidak berharga lagi. Satu-satunya hal yang ia miliki yaitu Rae pun mengusirnya. Rampak merasa kehilangan segalanya.

Rampak seorang arsitek, di perkampungan tempa ia tinggal berdiri rumah-rumah yang tak layak huni. Satu rumah kemudian direnovasi Rampak dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dan pengerjaan yang dilakukan beramai-ramai sebagai sukarela. Merenovasi satu rumah tersebut membuat Rampak teringat pada Hassan Fathy. Hassan Fathy adalah seorang arsitek Mesir yang banyak membantu orang-orang miskin untuk mendapatkan perumahan yang layak.

Jiwa semangat Rampak kemudian berkobar kembali, ia punya semangat yang terlihat menyala di matanya. Untuk menjadi seperti hasan Fathy. Rae tertegun mendapati impin suaminya di tengah ujian ekonomi yang masih menghantam rumah tangganya.

Kebeningan harinya kembali mencuat setelah digosok keras dengan gerinda kehidupan. Ia tidak takut rugi menolong sesama. Perjuangannya setelah jatuh membuka mata banyak orang. Dan semua itu terwujud berkat kerasnya usaha Rae menopang biduk mereka. Semoga cerita ini membawa inspirasi.

Baca Juga:  Film Lafran, Biopic Pendiri HMI, Tayang 20 Juni

*M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,142