Puisi Himas Nur
TUHAN DAN DESEMBER YANG PIATU
Han, suatu kisah yang akan kuceritakan padamu ini, ialah perihal desember yang piatu. ya, bangku taman tak lagi mengirimkan senjanya pada sesiapa. rencanarencana tak lagi merenjana. puisipuisi serupa orasi pasi. birunya telah dimakan ngengat di pinggir jalan. meninabobo tuhan yang sembilu. meruwat doadoa yang gugur serupa hujan dilegammu, hujan disekujurmu.
Han, suatu kisah yang ingin kuceritakan padamu ini, ialah perihal desember yang kembali piatu. langit telah lebih dulu menubuatkan rindu. perihal kitabkitab yang pengap dan doadoa yang lindap. perihal cemas yang tak kunjung reda dan altar yang diselimut noda. orangorang begitu pialang menuang tuak. sambil sesekali berbuih mengatasnama kemanusiaan, atau satudua berorasi perihal persamaan
Han, suatu kisah yang ingin kuceritakan padamu ini, ialah perihal desember yang selamanya akan piatu. tepat ketika senja menyiaga dan tanah mengakar aksara. duka njelma senapan dan doadoa beranjak pulang. tanah tanah kembali bertuan dan tuhan mengorasi di dinding dinding,
nisanmu yang jumawa itu.
Himas Nur, menulis puisi, esai, skenario film pendek, caption instagram dan tugas akhir. Bianglala, Komidi Putar, dan Negeri Dongengialah antologi puisi tunggal perdananya.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co