EkonomiMancanegara

Tolak Bantu Venezuela, IMF Jadi Perangkat “Soft Power” Amerika

Tolak Bantu Venezuela, IMF Jadi Perangkat “Soft Power” Amerika
Tolak Bantu Venezuela, IMF Jadi Perangkat “Soft Power” Amerika.

NUSANTARANEWS.CO – Tolak bantu Venezuela, IMF jadi perangkat “Soft Power” Amerika Serikat (AS). Mungkinkah  IMF memberikan pinjaman kepada Iran dan Venezuela untuk mengatasi bencana wabah Virus Corona (Covid-19) di tengah sanksi global AS? Jawabannya sudah jelas, “Tidak!” Hal ini semakin memperjelas bahwa IMF adalah perangkat perang “soft power” AS untuk mempertahankan hegemoni globalnya. Seperti halnya NATO, sebagai kekuatan militer “non negara” yang dipergunakan untuk menaklukkan negara bangsa.

Ketika Presiden Nicolas Maduro mengajukan permintaan resmi kepada direktur IMF Kristalina Georgieva untuk fasilitas pembiayaan sebesar US$ 5 miliar dari dana darurat Rapid Financial Instrument (RFI) atau Instrumen Pembiayaan Cepat untuk memerangi pandemi COVID-19 di Venezuela pada 15 Maret lalu – IMF memutuskan menolak pengajuan pinjaman Venezuela tersebut.

IMF menolak dengan alasan bahwa “tidak ada kejelasan” mengenai pengakuan internasional terhadap pemerintahan Venezuela. Padahal jelas-jelas mayoritas negara anggota IMF mengakui Presiden Maduro yang terpilih secara demokratis. IMF memiliki keanggotaan 189 negara. Hanya sekitar 50 negara saja yang dilaporkan mengakui Presiden Juan Guaido yang melakukan kudeta dengan dukungan AS dan sekutunya.

Baca Juga:  Ketum ASPEPARINDO Perjuangkan Nasib 14 Ribu Jukir Minimarket Jakarta

Demikian pula Iran yang baru-baru ini mengajukan permintaan serupa ke IMF untuk jumlah yang sama. Belum ada jawabannya. Tapi kemungkinan besar tidak mungkin dikabulkan pula oleh IMF.

Hal yang paling tidak bermoral dari keputusan IMF adalah terkait dana khusus RFI yang memang dibuat khusus untuk menanggapi pandemi seperti saat ini. Namun, IMF lebih memilih keputusan yang dipolitisasi ketimbang demi kepentingan kemanusiaan. Sungguh tidak bermoral.

Bagi pemimpin Iran dan rakyatnya, hal ini memperjelas posisi mereka bahwa dunia internasional telah menolak membantu mereka untuk mengatasi bencana kemanusiaan akibat serangan wabah virus corona.

Dunia seakan buta, jelas-jelas Iran dan Venezuela saat ini sedang dalam krisis ekonomi karena di embargo oleh AS. Bahkan akses untuk pembelian obat-obatan dan persediaan medis pun dicegah dalam situasi pandemi. Dunia tampaknya semakin tidak bermoral.

Adalah hal yang wajar seharusnya bila dana khusus IMF digunakan oleh Iran dan Venezuela sebagai sesama anggota IMF. Memang situasi Venezuela tidak seperti Iran yang begitu massif dampak serangan Covid-19. Di Venezuela dilaporkan hanya terdapat 42 kasus yang dikonfirmasi hingga saat ini. Semua program pencegahan standar dan rekomendasi sudah ada tetapi segala sesuatunya dapat dengan cepat berubah menjadi yang terburuk.

Baca Juga:  BRICS dan Upaya De-Dolarisasi

Venezuela sebetulnya memiliki cadangan devisa yang cukup besar bila tidak diblokir oleh AS. Presiden Maduro tidak perlu sampai mengemis kepada IMF. Persoalannya, Washington telah membekukan US$ 5,5 miliar dana Venezuela di rekening internasional, setidaknya di 50 bank dan lembaga keuangan. Bukan itu saja, AS juga telah menyita anak perusahaan minyak BUMN Venezuela CITGO yang bernilai US$ 8 miliar. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,053