Terbuka, Iran Transfer Teknologi dan Pengetahuan Kepada Pejuang Houthi

Terbuka, Iran transfer teknologi dan pengetahuan kepada pejuang Houthi.
Terbuka, Iran transfer teknologi dan pengetahuan kepada pejuang Houthi. Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi juru bicara senior militer Iran/Foto: iranpress.com

NUSANTARANEWS.CO – Terbuka, Iran transfer teknologi dan pengetahuan kepada pejuang Houthi. Hal tersebut terkuak baru-baru ini, dalam sebuah program TV, di mana juru bicara senior militer Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi menyampaikan bahwa, Iran belum mengekspor senjata ke Yaman tetapi Teheran mentransfer teknologi dan pengalaman di bidang pertahanan untuk memproduksi rudal, UAV, dan senjata. Dengan kata lain, Iran hanya memasok para pejuang Houthi dengan keahlian teknis dan pengetahuan.

Juru bicara militer senior tersebut juga menyampaikan bahwa Pasukan Yaman telah belajar bagaimana memproduksi rudal, drone, dan senjata secara mandiri, katanya, dan menegaskan bahwa Iran tidak memiliki kehadiran militer di wilayah tersebut.

Shekarchi menggambarkan apa yang dilakukan Iran di seluruh wilayah regional sebagai kehadiran spiritual dan penasehat. “Negara-negara di garis depan perlawanan memiliki tentara dan kekuatannya sendiri. Kami memberi mereka bantuan nasihat dan berbagi pengalaman dengan orang-orang di Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman,” tambahnya.

Iran membantah mengenai laporan pasokan senjata dan peralatan ke para pejuang Houthi yang kini semakin kuat dan berkembang pesat teknologi persenjataannya. Baca: Houthi berhasil meningkatkan kemampuan tempurnya.

Seperti diketahui, secara resmi Iran dan Houthi telah menjalin kesepakatan kerja sama militer yang ditandatangani kedua belah pihak pada 2019 sebagai bentuk aliansi perlawanan terhadap “Zionis Israel” di kawasan regional – yang pada 2020 semakin jelas wajahnya seperti: kesepakatan normalisasi UEA-Israel dan Bahrain-Israel.

Berdasarkan penjelasan juru militer Iran tersebut, semakin memperkuat dugaan bahwa senjata-senjata yang digunakan oleh Houthi adalah berasal milik militer Yaman sendiri yang dipergunakan selama perang tahun 1994 dan kemudian menjualnya kepada para pejuang Houthi.

Keberhasilan gerakan Houthi menguasai Yaman (Sanaa), juga dijadikan dalih oleh militer bahwa kekuatan militer Houthi mendapat bantuan senjata dari Iran. Bahkan menurut Jamal Abdullah al-Shami, pegiat demokrasi di Yaman mengatakan bahwa, tidak ada pengawasan eksternal yang ketat terhadap anggaran militer yang besar dan meningkat – sehingga sangat mudah bagi anggota militer untuk menjual senjata mereka secara ilegal.

Pernyataan jamal dikonfirmasi olej kabel diplomatik AS yang diklasifikasikan oleh Duta Besarnya untuk Yaman, Stephen Seche, kabel dari 9 Desember 2009, ketika gerakan Houthi beroperasi di Provinsi Sa’ada. Bahkan seorang diplomat Inggris mengkonfirmasi bahwa ada banyak laporan yang dapat dipercaya bahwa komandan militer Yaman telah menjual senjata ke Houthi menjelang Perang Keenam.

Perjuangan politik-militer Houthi terhadap pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh telah berlangsung sejak 2004 silam. Arab Saudi juga sudah terlibat berusaha “menenangkan Yaman” dengan membom Provinsi Utara. Jadi sejak awal jelas bahwa Saudi telah biasa membom para pejuang Houthi. (Agus Setiawan)

Exit mobile version