NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) kembali turun jalan. Mereka malakukan demontrasi di depan kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis 16 November 2017.
Hujan yang tak kunjung reda tidak menyurutkan semangat untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa yang menuntut delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus di evaluasi oleh Bupati Sumenep karena mereka dianggap tidak optimal menjalani tugas sebagai pelayan masyarakat.
Sedikitnya delapan OPD di lingkungan Pemkab Sumenep yang menjadi sorotan mereka di antaranya Inspektorat, Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Satpol PP, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Perhubungan, Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset serta Dinas Lingkungan Hidup.
Bisri Gie mengatakan Bupati dan Wakil Bupati sebagai orang nomor satu dilingkungan Pemerintah Sumenep harus mengevaluasi kinerja sejumlah pimpinan OPD tersebut, demi memaksimalkan roda pemerintahan ke depan.
“Jika Bupati membiarkan pimpinan delapan OPD khawatir akan berimbas kepada pelayanan dan tanggungjawab mereka kepada masyarakat”, katanya.
Mahasiswa kecewa karena bupati tidak kunjung menemuai para domontran sehingga mereka membakar ban d depan Pemkab Suemenp bukti kekecewaan kami karena bupati enggan menemui mahasiswa.
Sementara aparat kepolisian berusaha melerai mahasiwa yang membakar ban sehingga terjadi bentrok antar kedua. Setidaknya ada dua mahasiswa yang diamankan pihak Kepolisian Resot Polres Sumenep.
Depan Sekretaris Daerah (Sekda) R Idris kordinator aksi Bisri mengatakan untuk dibuatkan jawal untuk bertemu dengan Bupati atau wakil bupati. Ia mengaku pihaknya ingin menyampaikan aspirasinya secara langsung.
Sementara itu, Idris menyampaikan pihaknya melakukan evaluasi terhadap kinerja OPD. Bukan hanya delapan OPD tetapi seluruhnya.
“Senin kemarin kami sudah melakukan evaluasi, terutama berkaitan dengan serapan APBD,” ujarnya.
Pewarta: Mahdi Alhabib
Editor: Eriec Dieda